Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Astra PT United Tractors Tbk. (UNTR) optimistis finalisasi akuisisi dua tambang nikel, yakni Stargate dan Nickel Industries Limited (NIC) akan selesai pada Akhir Oktober tahun ini.
Presiden Direktur United Tractors Frans Kesuma menuturkan akuisisi dari kedua tambang nikel tersebut akan tuntas setelah UNTR melakukan financial close. Menurut Frans, dua akuisisi tambang nikel tersebut bisa diselesaikan dalam waktu dekat.
"Jadi ada dua proyek yang kelihatannya yang bisa akan bisa kami transaksikan dalam waktu dekat," kata Frans di Mining Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Apabila semua berjalan sesuai target, Frans menyebut kedua transaksi tersebut bisa diselesaikan tahun ini. Dia mengasumsikan transaksi akuisisi UNTR dapat selesai pada akhir Oktober atau awal November tahun ini.
"Karena ini melibatkan pihak lain, pihak ketiga, harusnya kalau semua sesuai target, tahun ini akan settle. Asumsinya akhir Oktober atau awal November, tergantung dari pihak lain," ujar Frans.
Lebih lanjut, Frans melihat kontribusi dari tambang nikel tersebut baru bisa dirasakan UNTR paling cepat dua hingga tiga tahun ke depan untuk pengolahan nikel.
Baca Juga
Meski demikian, Frans menuturkan terdapat kemungkinan UNTR akan meyuplai nikel dalam bentuk ore ke industri di sekitar tambang.
"Tapi tidak bisa sepenuhnya berkinerja baik. Karena kalau mau berkinerja baik, kami harus melakukan processing nikel menjadi produk lain," tuturnya.
Sebagai informasi, UNTR tercatat mengambil saham perusahaan tambang nikel PT Stargate Pasific Resources (SPR) dan perusahaan pengolahan (smelter) nikel PT Stargate Mineral Asia (SMA) pada 3 Desember 2022. Total transaksi untuk pengambilalihan ini adalah Rp4,27 triliun.
Pengambilalihan saham SPR dan SMA ini dilakukan UNTR melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara (DTN). Adapun tambang Stargate berada di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Selain Stargate, UNTR melalui DTN juga mengambil 19,99 persen saham Nickel Industries Limited (NIC) senilai AUD943 juta atau setara Rp9,38 triliun. NIC merupakan perusahaan tercatat di Australian Securities Exchange Ltd.
NIC merupakan perusahaan tambang dan pengolahan nikel terintegrasi dengan aset utama berada di dalam atau dekat dengan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi, dan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Halmahera.