Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas di pasar global menguat pada akhir perdagangan Kamis (14/9/2023) waktu setempat, menghentikan pelemahan dua sesi berturut-turut, sehari setelah menetap di level terendah tiga minggu.
Kendati demikian, penguatan dolar AS tampak terbatas setelah Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga 25 basis poin atau kenaikan ke-10 berturut-turut menjadi 4 persen.
Mengutip Antara, Jumat (15/9/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange naik tipis US$0,30 atau 0,02 persen menjadi ditutup pada US$1.932,80 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di US$1.934,50 dan terendah di US$1.921,70.
Emas berjangka tergelincir US$2,60 atau 0,13 persen menjadi US$1.932,50 pada Rabu (13/9/2023), setelah merosot US$12,10 atau 0,62 persen menjadi US$1.935,10 pada Selasa (12/9/2023), dan bertambah US$4,50 atau 0,23 persen menjadi US$1.947,20 pada Senin (11/9/2023).
“Emas mendekati posisi terendah pada Agustus, namun selama imbal hasil obligasi pemerintah tidak mengalami kenaikan besar, level US$1.900 dapat bertahan,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.
Imbal hasil obligasi pemerintah, yang ditandai dengan obligasi tenor 10 tahun, mencapai 4,30 pada Kamis (14/9/2023), masih di bawah level tertinggi multi-tahun pada Agustus yakni 4,366 persen.
Baca Juga
Investor juga mencermati beberapa data inflasi AS yang baru untuk mencari petunjuk mengenai keputusan suku bunga Federal Reserve AS, menjelang pertemuan bank sentral minggu depan.
Para pelaku pasar menggambarkan kenaikan suku bunga ECB sebesar 25 basis poin pada Kamis (14/9/2023) sebagai tindakan yang dovish, berpotensi meningkatkan daya tarik emas dengan menyatakan bahwa imbal hasil obligasi global mungkin tidak perlu naik jauh lebih tinggi.
"ECB menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin hari ini, menjadikan suku bunga simpanan 4,00 persen yang dapat dikategorikan sebagai kenaikan dovish. Ini adalah tanda yang jelas bahwa jika tidak ada kejutan kenaikan lebih lanjut terhadap inflasi dan faktor-faktor pemicunya, maka mereka sudah selesai menaikkan suku bunga." kata tim analis makro di TD Securities.
Kenaikan suku bunga ECB melemahkan euro, dan pada gilirannya meningkatkan dolar AS, yang membatasi pertumbuhan emas.
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (14/9/2023) bahwa indeks harga produsen AS meningkat dengan penyesuaian musiman sebesar 0,7 persen pada Agustus, lebih tinggi dari perkiraan 0,4 persen dan merupakan kenaikan bulanan terbesar sejak Juni 2022.
Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan bahwa permohonan klaim pengangguran di AS meningkat sebesar 3.000 menjadi 220.000 untuk pekan yang berakhir 9 September. Rata-rata pergerakan klaim dalam empat minggu, ukuran yang tidak terlalu fluktuatif, turun sebesar 5.000 menjadi 224.500.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS naik 0,6 persen lebih tinggi dari perkiraan pada Agustus, jauh di atas perkiraan 0,1 persen.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 18,70 sen atau 0,81 persen, menjadi ditutup pada US$22,994 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat US$5,90 atau 0,65 persen, menjadi menetap pada US$911,10 per ounce.