Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha beken Tanah Air Garibaldi 'Boy' Thohir berpeluang menambah pundi-pundi kekayaanya usai melepas 5,31 miliar kepemilikan sahamnya di emiten tambang mineral PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA).
Berdasarkan laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 13 September 2023, dikutip Jumat (15/9/2023), kepemilikan saham Boy Thohir di MBMA menyusut dari sebelumnya 8,14 miliar saham atau setara 7,55 persen kepemilikan menjadi 6,64 miliar saham atau setara dengan 6,16 persen kepemilikan saham.
Tercatat, kepemilikan saudara kandung dari Menteri BUMN dan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir ini perlahan-lahan berkurang sepanjang September ini. Dalam laporan bulanan registrasi pemegang efek per 31 Agustus 2023, Boy Thohir terpantau masih menggenggam sebanyak 11,96 miliar saham MBMA, atau setara 11,08 persen kepemilikan.
Jumlah saham tersebut juga masih sama dengan yang tercatat dalam prospektus IPO, dimana Boy menggenggam sebanyak 11,96 miliar saham pendiri. Artinya, baru dua pekan belakangan ini Boy melepas 5,31 miliar saham miliknya.
Sayang, tidak ada informasi detil di harga berapa Boy Thohir melepas kepemilikannyanya itu. Namun jika mengacu pada harga harga saham MBMA di perdagangan September di kisaran Rp810 hingga Rp890 per saham, maka sekurang-kurangnya Boy akan mengantongi cuan hingga Rp4,30 triliun.
Sementara itu, dari sisa kepemilikannya yang berjumlah 6,64 miliar saham, Boy Thohir mendapat floating profit sebesar Rp398,40 miliar, yang didapat dari marjin harga saham MBMA saat IPO di Rp795 dibandingkan dengan posisi harga pasar pada penutupan perdagangan Kamis (14/9/2023) senilai Rp855.
Baca Juga
MBMA resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, (18/4/2023). Total saham yang dilepas melalui penawaran perdana (IPO) tersebut sebanyak 11.549.999.900 saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau dari total saham. MBMA meraup dana sekitar Rp9,2 triliun.
Selama proses penawaran umum, minat investor di porsi penjatahan terpusat cukup tinggi hingga terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 19,9 kali. Besarnya minat investor terhadap saham MBMA ini membuat perusahaan menerbitkan tambahan sebanyak 549.999.900 saham baru.
"Kami bersyukur IPO MBMA dapat berjalan dengan lancar dan sukses mendapatkan dukungan dari berbagai investor institusi baik dari dalam maupun luar negeri. Aksi korporasi ini sangat penting untuk mewujudkan visi MBMA sebagai pemain global yang terintegrasi secara vertikal dalam rantai nilai mineral strategis dan bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik," kata Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan dalam konferensi pers sesaat setelah acara listing MBMA di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/4/2023).
MBMA berencana menggunakan dana hasil IPO antara lain untuk membiayai pembangunan dan pengembangan sejumlah proyek pemrosesan nikel seperti fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) I tahap I dengan kapasitas 60.000 ton per tahun. Pabrik ini akan menghasilkan material dalam rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.
Sebagian lainnya akan digunakan untuk memperkuat modal kerja anak usaha, di antaranya PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang merupakan perusahaan tambang nikel dengan salah satu sumber daya terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel.
Saat ini SCM memiliki sumber daya lebih dari 1,1 miliar bijih dry metric tonne yang mengandung 13,8 juta ton nikel dengan kadar 1,22 persen Ni dan 1,0 juta ton kobalt pada kadar 0,08 persen Co.
Pada bulan lalu, MBMA baru saja menyuntik modal senilai US$200 juta atau setara Rp3,06 triliun kepada anak usahanya, PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI). Modal tersebut akan diserap MTI untuk proyek acid, iron & metal (AIM) di Morowali, Sulawesi Tengah.
MBMA bersama MTI menandatangani perjanjian pinjaman utang piutang pada 15 Agustus 2023. Berdasarkan pinjaman, MBMA sebagai kreditur sekaligus sebagai perusahaan pengendali MTI, sepakat untuk memberikan dana pembiayaan hingga US$200 juta ditambah SOFR dan margin 5,26 persen per tahun.
Setelah transaksi, MTI diharapkan dapat menjalankan kegiatan usaha bisnisnya secara lebih efisien. Pada akhirnya secara tidak langsung juga meningkatkan kinerja keuangan MBMA.