Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi Amerika Serikat (AS) atau indeks harga konsumen (IHK) pada Agustus 2023 kemungkinan akan meningkat dengan angka tertinggi dalam 14 bulan terakhir di tengah lonjakan harga minyak dan bensin.
Ekonom senior di Wells Fargo di Charlotte, Carolina Utara, yakni Sam Bullard, mengutarakan bahwa data inflasi akan menjadi gambaran yang beragam, dengan inflasi umum yang meningkat karena harga bensin yang lebih tinggi dan inflasi inti yang tetap terkendali.
"The Fed akan terdorong oleh tren moderasi yang terus berlanjut pada inflasi inti, namun masih terlalu tinggi,” jelas Bullard, seperti dikutip pemberitaan Bloomberg, Rabu (13/9/2023).
Sebagaimana diketahui, laporan harga konsumen atau IHK dari Departemen Tenaga Kerja pada Rabu malam ini (13/9) akan dipublikasikan seminggu sebelum keputusan suku bunga The Fed. Laporan ini juga akan menyusul pelonggaran kondisi pasar tenaga kerja pada Agustus 2023.
IHK Inti, yakni harga-harga di luar kategori makanan dan energi yang bergejolak, kemungkinan besar akan tetap stabil selama tiga bulan berturut-turut. Kenaikan tahun ke tahun (year-on-year/yoy) juga diperkirakan menjadi yang terkecil dalam hampir dua tahun terakhir.
Menurut data dari Administrasi Informasi Energi AS, harga bensin sendiri meningkat pada Agustus 2023, dengan mencapai harga puncaknya sebesar US$3,984 per galon pada minggu ketiga bulan tersebut. Harga per galon pada periode yang sama di bulan Juli 2023 mencapai sebesar U$3,676 per galon.
Baca Juga
Kemudian, menurut survei Reuters terhadap para ekonom, IHK kemungkinan akan meningkat sebesar 0,6 persen pada Agustus 2023. Kenaikan ini akan menjadi kenaikan terbesar sejak Juni 2022 dan akan mengikuti dua kenaikan bulanan berturut-turut yang sebesar 0,2 persen.
Lalu untuk IHK inti, yakni tidak termasuk dengan makanan dan energi diproyeksikan meningkat sebesar 0,3 persen selama tiga bulan berturut-turut, ditengah penurunan harga mobil dan truk bekas.
Meskipun harga sewa terus meningkat, tren ini mulai mereda dan diperkirakan akan mengalami perlambatan lebih lanjut, seiring dengan semakin banyaknya gedung apartemen yang masuk ke pasar.
Kemudian, untuk IHK inti pada Agustus 2023 secara tahunan (yoy) juga diperkirakan meningkat sebesar 4,3 persen. Kenaikan tahunan ini akan menjadi kenaikan tahunan terkecil sejak September 2021 dan mengikuti kenaikan sebesar 4,7 persen pada Juli 2023.
Menurut alat FedWatch CME Group, pasar keuangan juga memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada September ini. Sejak Maret 2022, bank sentral AS juga telah menaikan suku bunga acuannya sebesar 525 basis poin (bps) ke kisaran 5,25-5,50 persen.
Namun, rincian mengenai inflasi jasa dapat membuka peluang untuk kenaikan suku bunga pada November 2023. Tarif maskapai penerbangan diperkirakan tidak akan menurun tajam seperti apa yang terjadi pada Juni dan Juli 2023 dan biaya kamar hotel dan motel akan naik kembali. Dengan hal tersebut maka mungkin membuat inflasi jasa, yang tidak termasuk tempat tinggal, meningkat pada Agustus 2023.
Beberapa ekonom juga percaya bahwa risiko inflasi cenderung meningkat dengan alasan kenaikan biaya asuransi, terutama untuk kendaraan bermotor. Biaya asuransi kesehatan dalam laporan IHK juga diperkirakan akan meningkat mulai Oktober 2023, setelah Biro Statistik Tenaga Kerja, pihak yang menyusun laporan tersebut mengumumkan perubahan metodologi untuk mengukur biaya-biaya tersebut.
Ekonom Goldman Sachs, Ronnie Walker dalam catatannya juga mengutarakan bahwa dalam perkiraan baru mereka untuk IHK asuransi kesehatan, mereka mengharapkan IHK inti, khususnya IHK jasa inti tanpa inflasi perumahan, akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang namun akan melambat lebih cepat pada musim semi mendatang.
Selain itu, para ekonom juga mengatakan bahwa pemogokan di sektor otomotif juga dapat mengganggu rantai pasokan dan meningkatkan harga kendaraan bermotor jika berlangsung lebih dari sebulan.
"Meskipun kita semua menghargai bahwa kisah rumah dan sewa rumah akan menjadi tema yang semakin penting yang akan membantu menekan inflasi inti dalam beberapa bulan dan kuartal mendatang, saya sedikit gugup karena faktor-faktor ini," jelas kepala ekonom internasional di ING di New York, James Knightley.