Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (7/9/2023) setelah Bank Indonesia mengumumkan angka cadangan devisa RI akhir Agustus 2023 yang turun month-on-month.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,22 persen atau 33 poin ke posisi Rp15.328 di hadapan dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terpantau menguat 0,11 persen ke posisi 104.932.
Adapun beberapa mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,12 persen, dolar Hong Kong menguat 0,05 persen, dan peso Filipina menguat 0,29 persen.
Sementara itu, mata uang yang melemah bersama rupiah adalah bath Thailand turun 0,24 persen, ringgit Malaysia melemah 0,09 persen, yuan China melemah 0,12 persen, rupee India melemah 0,06 persen, won Korea melemah 0,33 persen dan dolar Taiwan jatuh 0,19 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan data perekonomian AS menunjukkan aktivitas jasa AS pada Agustus tumbuh lebih besar dibandingkan dengan perkiraan. Data yang dirilis tersebut menjadikan inflasi AS yang tetap dalam jangka pendek sehingga memicu hawkish The Fed.
“Yang juga menarik pada hari Kamis adalah banyaknya pejabat Fed yang akan berbicara pada konferensi fintech yang diselenggarakan oleh Philadelphia Fed, sebelum mereka memasuki periode blackout menjelang pertemuan mereka akhir bulan ini,” kata Ibrahim dalam riset harian.
Baca Juga
Selain itu, Bank Indonesia mengatakan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2023 sebesar US$137,1 miliar. Angka itu turun tipis dibandingkan dengan posisi pada akhir Juli 2023 sebesar US$137,7 miliar.
Penurunan posisi cadangan devisa tersebut disebabkan terpengaruh oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Ke depan, BI memandang cadangan devisa akan tetap memadai. Hal itu didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga. Seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh BI dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Di sisi lain, BI yang independen terus melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi dalam transaksi Non-Deliverable Forward di pasar domestik (Domestik NDF/DNDF).
BI terus memonitor dan menjaga laju pertumbuhan ekonominya dengan kembali mempertahankan suku bunga acuan dalam pertemuan bulan Agustus 2023 gunamengimbangi pemerintah dalam menerapkan kebijakan strategi bauran yang berhasil menarik dan memantik modal asing masuk ke dalam negeri.
Pada perdagangan besok, Jumat (8/9/2023) Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.310 hingga Rp15.380 per dolar AS.