Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah saham emiten minyak dan gas kompak dibuka hijau pada perdagangan hari ini, Rabu (6/9/2023) menyusul naiknya harga minyak mentah pada akhir perdagangan kemarin.
Saham yang naik signifikan adalah milik PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC). Emiten milik Arifin Panigoro yang bergerak di bidang kontraktor pengeboran minyak dan gas ini menguat 3,59 persen ke posisi Rp 1.300 per saham.
Kemudian saham milik Grup Bakrie tak ingin ketinggalan. Euforia kenaikan harga minyak dirayakan dengan naiknya saham PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) yang mampu menguat 2,24 persen atau 6 poin ke posisi Rp274 per saham.
Saham lain adalah anak usaha PT Pertamina, PT Enlusa Tbk. (ELSA) yang hijau di level Rp416 atau naik 1,96 persen. Kenaikan saham juga dirasakan oleh PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) yang menguat tipis 1,37 persen dan parkir di level Rp1.485 per saham.
Kemudian saham PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) juga ikut menguat. Emiten milik Happy Hapsoro ini naik 1,02 persen ke posisi Rp990 per saham.
Selanjutnya saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dan PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) juga kompak naik masing-masing 0,74 persen dan 0,65 persen.
Baca Juga
Saham emiten migas yang naik merespons berita harga minyak mentah yang melambung hingga US$1 pada penutupan perdagangan Senin (5/9/2023) waktu setempat. Harga mintak tersebut berada di level tertinggi sejak November 2022.
Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, harga minyak naik secara signifikan setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pemangkasan pasokan sukarela hingga akhir tahun. Hal ini menciptakan kekhawatiran di kalangan investor tentang potensi kekurangan pasokan selama musim dingin.
Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman bulan November naik sebesar US$1,04 atau 1,2 persen, menetap di level US$90,04 per barel di London ICE Futures Exchange. Ini adalah pertama kalinya harga minyak mencapai di atas level psikologis US$90 sejak tanggal 16 November 2022.
Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk pengiriman bulan Oktober meningkat sebesar US$1,14 atau 1,3 persen, ditutup pada US$86,69 per barel di New York Mercantile Exchange, mencatatkan harga tertinggi dalam 10 bulan.