Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Electrum Pandu Sjahrir Bilang Kendaraan Listrik Indonesia Perlu Contoh India dan China

Direktur Utama Electrum Pandu Sjahrir membeberkan prospek industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Tampilan motor prototipe Electrum produksi JV GOTO dan TOBA yang akan diproduksi lokal di Cikarang - Bisnis/Anshary Madya Sukma
Tampilan motor prototipe Electrum produksi JV GOTO dan TOBA yang akan diproduksi lokal di Cikarang - Bisnis/Anshary Madya Sukma

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama Electrum Pandu Sjahrir membeberkan prospek industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Menurutnya penetrasi kendaraan listrik di Tanah Air masih sangat minim saat ini.

Pandu yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) itu mengatakan, salah satu tantangan dari pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia adalah upaya hilirisasi nikel untuk diolah menjadi bahan baku baterai EV.

"Kita dipaksa untuk keluar dari zona nyaman, jadi kita beralih dari pertambangan, dalam hal ini nikel. Kemudian, bagaimana kita mengolah nikel menjadi baterai? Lalu disalurkan ke konsumen dalam bentuk EV," ujar Pandu dalam Bloomberg CEO Forum at Asean, dikutip Rabu, (6/9/2023).

Lebih lanjut dia mengatakan, penetrasi kendaraan listrik di Indonesia masih sangat minim yakni di bawah 0,1 persen untuk seluruh segmen kendaraan baik dari roda dua maupun roda empat. Pandu membandingkan dengan India yang menurutnya mengalami pertumbuhan kendaraan listrik relatif cepat.

"Bayangkan apa yang bisa kita lakukan dengan EV, penetrasinya di Indonesia kurang dari 0,1 persen, sedangkan titik baliknya adalah 5 persen. Saya baru saja ke Bengaluru, India pekan lalu, dan penetrasi kendaraan listriknya menyentuh 5 persen. Dalam satu tahun terakhir di India, pasar EV tumbuh begitu cepat," katanya.

Meski demikian, menurutnya Indonesia akan segera mengejar pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik dalam lima tahun ke depan mencapai 5 persen. Apalagi, isu kualitas udara di Jakarta yang kian memburuk membuat pemerintah akhirnya semakin menggencarkan untuk penggunaan kendaraan listrik.

Pandu mengatakan, untuk mendorong ekosistem EV di Indonesia tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Dia bilang, China saja membutuhkan waktu sekitar 7 tahun untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.

"Indonesia perlu belajar dari China dan juga India, saya pikir kita bisa melakukannya, setidaknya dalam jangka waktu yang sama. Seberapa cepat adopsi tersebut? Apakah 10-15 tahun? Menurut saya akan lebih cepat dari perkiraan," pungkasnya.

Sebagai informasi, Electrum merupakan perusahaan patungan antara PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO). Adapun, TOBA dan GOTO tengah dalam proses pembangunan pabrik motor listrik Electrum di Cikarang, Jawa Barat.

Nantinya, pabrik motor listrik Electrum itu akan dibangun di kawasan seluas 3 hektare dengan kapasitas produksi 250.000 motor listrik per tahun. 

Berdasarkan catatan Bisnis, TOBA bersama GOTO telah menyatakan rencana investasi sekitar US$1 miliar selama 5 tahun mendatang untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper