Bisnis.com, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membukukan penurunan kinerja keuangan untuk periode semester I/2023.
Dalam laporan keuangan BEI yang terbit di Harian Bisnis Indonesia, BEI membukukan total pendapatan sebesar Rp1,17 triliun pada semester I/2023 atau turun 18,88 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,45 triliun.
Turunnya pendapatan ini diakibatkan oleh turunnya pendapatan usaha dari transaksi bursa yang sebesar Rp845,7 miliar pada semester I/2023. Pendapatan usaha terkait transaksi bursa ini merosot 30,03 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,2 triliun.
Jasa transaksi efek BEI turun 36,4 persen menjadi Rp421,3 miliar, jasa kliring turun 36,3 persen menjadi Rp212,2 miliar, jasa informasi dan fasilitas lainnya juga terkoreksi 8,24 persen menjadi Rp83,5 miliar, sementara jasa pencatatan naik 6,37 persen menjadi Rp128,6 miliar.
Sementara itu, pendapatan usaha dari bukan transaksi Bursa BEI meningkat 57,09 persen menjadi Rp104,89 miliar, dari Rp66,7 miliar.
Turunnya pendapatan BEI ini tidak diiringi oleh penurunan jumlah beban. Jumlah beban BEI meningkat menjadi Rp846,6 miliar, atau naik 5,97 persen dari Rp798,8 miliar.
Baca Juga
Alhasil, laba bersih BEI tergerus selama semester I/2023 menjadi Rp279,5 miliar. Laba bersih ini tergerus hampir separuhnya atau 46,12 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp518,9 miliar.
BEI mencatatkan jumlah kas dan setara kas di akhir periode sebesar Rp1,88 triliun, turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,9 triliun. Jumlah aset BEI juga berkurang menjadi Rp10,04 triliun di 30 Juni 2023, dari 31 Desember 2022 sebesar Rp10,87 triliun.
Adapun, total liabilitas BEI juga turun dari Rp3,9 triliun di akhir 2022, dari Rp2,83 triliun di akhir Juni 2023. Sementara itu, jumlah ekuitas BEI bertambah menjadi Rp7,21 triliun di 30 Juni 2023, dari Rp6,93 triliun di 31 Desember 2022.