Bisnis.com, JAKARTA - Aturan Auto Rejection Bawah (ARB) dan Auto Rejection Atas (ARA) simetris bakal segera berlaku pekan depan pada Senin, 4 September 2023. Dengan kebijakan ARB simetris, harga saham bisa anjlok hingga 35 persen.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan, kebijakan ARB simetris akan memberikan volatilitas yang lebih tinggi untuk pasar saham, dibandingkan sebelumnya. Sehingga, menurutnya investor akan lebih berhati-hati dalam memilih instrumen saham.
"Oleh sebab itu, hal ini [ARB simetris] akan membuat pelaku pasar dan investor akan jauh lebih berhati hati, memilih, dan melakukan evaluasi terhadap saham yang akan dimasuki nanti," ujar Nico kepada Bisnis, Selasa, (29/8/2023).
Jelang penerapan kebijakan ARB simetris pekan depan, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham terpantau masih lesu di kisaran Rp10,34 triliun. Capaian RNTH itu pun masih di bawah target yang ditetapkan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp14,75 triliun hingga akhir 2023.
Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga cenderung sideways dengan hanya naik 1,56 persen secara year-to-date (ytd) ke level 6.957 pada Selasa, (29/8/2023).
"Turunnya nilai rata rata harian, bukan berarti dikarenakan ARB semata, tapi juga terkait dengan situasi dan kondisi ketidakpastian global yang ada saat ini," kata Nico.
Baca Juga
Di lain sisi, Head of Technical Analyst Henan Putihrai Sekuritas Ezaridho Ibnutama mengatakan, setelah kebijakan ARB simetris resmi berlaku, mayoritas saham akan mengalami guncangan harga, dan cenderung mengalami tren bearish. Namun ke depannya harga saham akan kembali mengalami kenaikan secara bertahap.
“Meskipun ada guncangan harga jangka pendek atau bearish, lambat laun saham akan rebound pada harga tertentu, dan akan ada long term uptrend, itu hanya siklus alami saja. Jadi untuk ARB simetris ini bukan merupakan sentimen negatif maupun positif," kata Eza kepada Bisnis.
Namun perlu diingat bahwa hingga akhir tahun akan dipenuhi berbagai kegiatan kampanye menjelang Pemilu 2024, sehingga para investor cenderung wait and see sambil memastikan situasi dan kondisi perekonomian di Indonesia lebih stabil. Meskipun begitu, Eza masih optimistis IHSG akan stabil hingga menembus level 7.000.
"Menurut kami IHSG akan lebih stabil pada pekan ini, kemungkinan range IHSG hingga akhir tahun itu di level 7.000-7.200. Tapi sentimen pendorongnya belum ada, karena pasar modal saat ini sedang tidak ramai karena investor masih wait and see menjelang pemilu, kemungkinan baru akan menguat pada tahun pemilu 2024, " pungkasnya.
Sebagai informasi, kebijakan ARB-ARA simetris tahap II akan segera diberlakukan pada 4 September 2023 mendatang. Melalui ketentuan itu, saham di harga Rp50-Rp200 berlaku ARA 35 persen dan ARB 35 persen.
Kemudian, saham dengan harga Rp200—Rp5.000 akan berlaku ARA 25 persen dan ARB 25 persen, serta saham dengan harga lebih dari Rp5.000 berlaku ARA 20 persen dan ARB 20 persen.
Kebijakan ARB simetris dibagi dalam dua tahap, tahap I telah berlaku sejak 5 Juni 2023 hingga saat ini, dengan batas ARB yang diatur adalah maksimal 15 persen. Penerapan ARB simetris merupakan salah satu mekanisme normalisasi kebijakan relaksasi pandemi dari Bursa.