Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) masih terpuruk di bawah level 6.000 setelah mengalami trading halt pada awal perdagangan Selasa (8/4/2025). Sederet saham terpantau anjlok hingga menyentuh level auto rejection bawah (ARB) maksimal 15%.
Berdasarkan data BEI hingga pukul 10.15 WIB, IHSG amblas 549,57 poin atau 8,44% ke level 5.961,05. IHSG sempat menyentuh level terendah 5.883 pada awal perdagangan pascalibur Lebaran ini.
Anjloknya IHSG dibebani oleh kinerja saham emiten-emiten berkapitalisasi pasar besar. Di sisi lain, sederet saham emiten lainnya jatuh ke level ARB.
Auto rejection bawah a.l. dialami oleh saham BUMN PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) yang anjlok 15% ke level Rp204 dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) juga anjlok 14,72% ke level Rp2.260.
Di sektor pertambangan logam, saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) minus 14,98% ke level Rp1.930, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) yang jeblok 14,98% ke posisi Rp4.570 per saham.
Selain itu, saham PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) terpantau merosot 14,98% ke posisi Rp4.570 bersama saham PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) yang ambrol 14,97% ke level Rp4.090 per saham.
Pada saat yang sama, saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) merosot 14,68% ke level Rp1.250, dan saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) anjlok 14,46% ke posisi Rp71 per saham.
Seperti diberitakan Bisnis, BEI dengan dukungan OJK melakukan penyesuaian terhadap Surat Keputusan Direksi Bursa perihal Perubahan Peraturan II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dan Surat Keputusan Direksi Bursa tentang Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia Dalam Kondisi Darurat.
Penyesuaian tersebut dilakukan pada ketentuan pelaksanaan penghentian sementara perdagangan Efek dan batasan persentase Auto Rejection Bawah yang tertuang pada Surat Keputusan Direksi tanggal 8 April 2025 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat dan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.
Berdasarkan beleid anyar itu, batasan persentase auto rejection bawah disesuaikan menjadi 15% bagi efek berupa saham pada Papan Utama, Papan Pengembangan, dan Papan Ekonomi Baru, kemudian Exchange-Traded Fund (ETF), serta Dana Investasi Real Estat (DIRE) untuk seluruh rentang harga.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan latar belakang penyesuaian itu dilakukan sejalan dengan kinerja indeks saham global yang turun secara signifikan dalam periode 27 Maret—7 April 2025. Kondisi itu tidak dialami oleh BEI karena libur Idulfitri.
“ARB ini kami benchmarking dengan bursa-bursa global dan mendengar masukan dari pelaku pasar. Kami memberikan ruang likuiditas kepada investor untuk memberikan waktu mereka memutuskan investasi merespons informasi yang ada di market,” ujarnya dalam konferensi pers di Gedung BEI, Selasa (8/4/2025).