Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisi-kisi Merger 3 Maskapai BUMN & Terbangnya Saham Garuda (GIAA)

Saham Garuda Indonesia (GIAA) sudah melompat 35,38 persen selama sepekan terakhir, tersengat isu merger dengan Pelita Air.
Pesawat maskapai Garuda Indonesia berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (20/12/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pesawat maskapai Garuda Indonesia berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (20/12/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN mengungkap kisi-kisi penggabungan tiga maskapai penerbangan pelat merah, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), Citilink Indonesia, dan Pelita Air. Kabar ini lantas menyengat saham GIAA di lantai bursa.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga mengungkapkan bahwa Erick Thohir menginginkan tiga maskapai tersebut untuk bernaung di dalam satu manajemen. Meski demikian, dia mengungkapkan proses penggabungan itu tidak berbentuk merger. 

“Kita kan punya 3 [maskapai] ada Garuda, Citilink, dan Pelita. Jadi, cukup satu manajemen mengelola semua walaupun nanti terbagi. Bukan merger jadi satu nama Garuda itu tidak, Citilink tetap ada di situ, dan belum tahu posisinya pelita di mana,” ujarnya, Rabu (23/8/2023) malam. 

Ketika ditanya terkait skema pembentukan perusahaan induk alias holding, Arya mengatakan belum mengetahui hal itu. Menurutnya, Kementerian BUMN masih terus mengkaji skema yang tepat untuk penggabungan tiga maskapai pelat merah tersebut.

“Iya inbrengnya ke mana, apakah inbrengnya ke Garuda, apakah ke Citilink kan kita tidak tahu. Apakah dia seperti subholding kita belum tahu juga, masih dikaji,” pungkasnya. 

Di bawah kepemimpinan Erick Thohir, holding perusahaan pelat merah memang hal baru. Ketua Umum PSSI ini kerap membentuk holding BUMN yang dikelompokkan berdasarkan sektor, mulai dari holding BUMN pariwisata, ultra mikro, hingga perhotelan. 

Mengutip laman resmi Kementerian Keuangan, manfaat holding BUMN jika dilirik dari aspek keuangan adalah memperbaiki struktur permodalan, melakukan konsolidasi aset, utang dan modal keseluruhan sehingga kapasitas leverage lebih meningkat.

Selain itu, holding perusahaan pelat merah juga memiliki manfaat untuk menurunkan cost of capital karena kredit rating secara umum menjadi lebih baik.

Meski demikian, Arya menyatakan bahwa saat ini seluruh pihak masih berhitung terkait rencana tersebut. Kementerian BUMN juga berharap proses ini dapat dilakukan dalam waktu secepatnya.

SAHAM GIAA

Di lantai bursa, kabar penggabungan tiga perusahaan maskapai BUMN ini lantas menyengat harga saham Garuda Indonesia selama 4 hari beruntun. Pada hari ini, Kamis (24/8), saham GIAA kembali bertengger di zona hijau lewat kenaikan 10 persen menuju level Rp88. 

Pada perdagangan hari ini, total volume saham GIAA yang diperdagangkan mencapai 205,70 juta dengan nilai turnover sebesar Rp18 miliar. Adapun price to earning ratio (PER) GIAA berada di -3,51 kali dengan kapitalisasi pasar naik ke Rp8,05 triliun.

Jika ditarik lebih jauh, saham GIAA sudah melompat 35,38 persen selama sepekan terakhir. Namun, sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD) saham GIAA anjlok 56,77 persen. 

Terkait kabar penggabungan tiga maskapai ini, Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengatakan saat ini proses diskusi terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut masih terus berlangsung intensif.  

Oleh karena itu, Garuda Indonesia akan mendukung dan memandang positif upaya wacana merger tersebut yang tentunya akan dilandasi dengan kajian outlook bisnis yang prudent. 

Menurut Irfan, rencana pengembangan tersebut masih berada dalam tahap awal. GIAA dan pihak terkait lainnya masih mengeksplorasi berbagai peluang sinergi bisnis secara mendalam yang dapat dihadirkan untuk bersama-sama dapat mengoptimalkan aspek profitabilitas kinerja.

“Pengembangan tersebut diharapkan sekaligus memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia guna membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat,” kata Irfan

Dia melanjutkan bahwa hal tersebut turut menjadi sinyal positif bagi upaya penguatan fundamental kinerja perusahaan, khususnya pascarestrukturisasi yang terus dioptimalkan melalui berbagai langkah akseleratif transformasi kinerja bersama pelaku industri aviasi Indonesia.

Adapun Direktur Utama Pelita Air, Dendy Kurniawan, membenarkan adanya rencana merger antara Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, dan Pelita Air. Meski demikian, Dendy enggan menyebutkan secara detail sejauh mana pembahasan merger tersebut telah berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper