Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) akan mempercepat langkah transformasi perusahaan, usai permohonan peninjauan kembali (PK) Greylag Entities ditolak Pengadilan Negeri Jakarta Pusat karena tak memenuhi syarat formil.
Greylag Entities mengajukan upaya PK atas putusan homologasi atau perdamaian Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang telah disahkan pada Juni 2022.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan penolakan terhadap permohonan PK tersebut menjadi landasan hukum yang solid sekaligus penanda penting dalam upaya restrukturisasi perseroan, yang ditempuh melalui proses PKPU.
“Selanjutnya, Garuda Indonesia berkomitmen penuh untuk senantiasa memastikan fase transformasi kinerja dapat berlangsung dengan optimal dengan mengedepankan asas kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (23/8/2023).
GIAA juga telah menyelesaikan sejumlah proses hukum atas gugatan Greylag Entities, di antaranya melalui permohonan kasasi Mahkamah Agung, gugatan winding up lewat otoritas hukum di Australia, dan berbagai tahapan hukum lain di sejumlah negara.
Irfan menyatakan hal tersebut merupakan upaya perseroan untuk memastikan misi transformasi terus berjalan dan pemenuhan kewajiban kepada kreditur berlangsung optimal.
Baca Juga
Oleh karena itu, melalui putusan berbagai tahapan tersebut, posisi hukum GIAA atas langkah restrukturisasi semakin kuat, khususnya terhadap perjanjian perdamaian yang telah disepakati lebih 95 persen kredit dan disahkan melalui putusan homologasi pada 2022.
Menurut Irfan, kesepakatan yang diraih dalam tahapan PKPU merupakan wujud komitmen, dukungan, dan konsensus seluruh pihak dalam memastikan pemenuhan kewajiban usaha GIAA dapat berjalan secara optimal serta proporsional.
Hal tersebut dilandasi dengan dasar keyakinan yang sama atas keberlanjutan outlook kinerja maskapai penerbangan pelat merah tersebut di masa mendatang.
“Kami tentunya menyikapi dengan serius adanya upaya hukum dari sejumlah pihak yang berdampak terhadap kepentingan yang lebih luas, yakni kreditur yang telah mendukung Garuda Indonesia selama proses restrukturisasi dalam mewujudkan upaya transformasi kinerja menjadi entitas bisnis yang semakin agile, adaptif, dan sehat,” ujar Irfan.