Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Banyak Kompetitor, Emiten Jasa Sertifikasi MUTU Melaju

Perusahaan jasa sertifikasi, PT Mutuagung Lestari Tbk. atau MUTU International optimistis mampu meningkatkan target pendapatan pada 2023.
Harga saham emiten pendatang baru PT Mutuagung Lestari Tbk. (MUTU) menguat dan menyentuh auto reject atas (ARA) pada hari pertamanya melantai di bursa, Rabu (9/8/2023). Bisnis-Iim F. Timorria
Harga saham emiten pendatang baru PT Mutuagung Lestari Tbk. (MUTU) menguat dan menyentuh auto reject atas (ARA) pada hari pertamanya melantai di bursa, Rabu (9/8/2023). Bisnis-Iim F. Timorria

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan jasa sertifikasi, PT Mutuagung Lestari Tbk. (MUTU) optimistis mampu meningkatkan target pendapatan pada 2023 setelah melalui proses penawaran perdana saham atau Initial Public Offering/IPO yang dilakukan.

Seperti diketahui, perusahaan berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten MUTU pada 9 Agustus 2023 lalu. Beberapa saat setelah dinyatakan IPO, saham MUTU pun mengalami kelebihan pemesanan atau oversubscribed hingga 252 kali. 

Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari atau MUTU, Arifin Lambaga mengeklaim sebagai satu-satunya perusahaan sertifikasi kayu lapis di Indonesia, perseroan memiliki ruang untuk terus bertumbuh seiring dengan kebutuhan sertifikasi kayu untuk keperluan ekspor ke Jepang. 

Arifin menyebut segmen usaha ini menjadi angin segar bagi industri kayu. Tercatat ada sekitar 120 perusahaan kayu lapis yang sudah beroperasi saat MUTU berdiri, tetapi hanya 70 persen saja yang menghasilkan produk dengan kualitas cukup, sedangkan sisanya menghasilkan produk berkualitas rendah. 

“Celah inilah yang berhasil kami lihat dan akan terus dimanfaatkan. Kami bahkan telah menyusun proses sertifikasi kayu lapis dengan standar yang bahkan lebih ketat dari yang diberlakukan oleh Jepang melalui Japan Plywood Inspection Corporation [JPIC],” terangnya, Minggu (20/8/2023).

Adapun, proses sertifikasi yang ketat itu tertuang dalam Indonesian Plywood Standard (IPS), yang secara khusus memperketat unsur presisi siku atau squareness. Sejak saat itu, kualitas kayu lapis produksi Indonesia yang disertifikasi MUTU pun berhasil unggul dan jauh lebih baik dari produk yang disertifikasi JPIC. 

Namun pencapaian itu belum sepenuhnya memuaskan. Pasalnya, produk hasil sertifikasi MUTU melalui IPS masih perlu pengakuan dari pemerintah Jepang. Pasalnya, Pemerintah Jepang melarang penerbitan sertifikasi kayu lapis di luar lembaga JPIC, kecuali mendapat persetujuan dari Parlemen Jepang. 

Dia pun mengajak pemerintah Jepang untuk melakukan audit bersama. Jika produk yang disertifikasi IPS lulus audit, maka produk bersertifikasi IPS dari MUTU bisa diekspor ke Jepang untuk keperluan non-pemerintah. Setelah itu, Parlemen Jepang menyetujui MUTU International sebagai Foreign Testing Organization (FTO). Hal ini menjadikan MUTU sebagai salah satu dari 8 perusahaan di dunia yang punya wewenang penuh untuk melaksanakan proses sertifikasi di Jepang. 

Setelah IPO, MUTU berencana menggunakan sebesar 66% atau sekitar Rp 67,20 miliar dari dana yang diperoleh untuk belanja modal (capital expenditure) guna mengembangkan laboratorium yang sudah ada maupun laboratorium baru yang nantinya menjadi kantor cabang setelah mendapatkan akreditasi.

Sedangkan 34 persen sisanya atau sebesar Rp 34,62 miliar dan ditambah dengan seluruh dana hasil pelaksanaan waran sebesar Rp 76,37 miliar akan digunakan untuk keperluan belanja operasional (operational expenditure) yang mencakup biaya pengadaan bahan baku, biaya operasional, biaya pemasaran, termasuk biaya umum dan administrasi

Sebelumnya, Direktur Keuangan MUTU Sumarna menjelaskan, dari sisi kinerja keuangan, MUTU mencatatkan performa yang solid hingga akhir tahun 2022. Pendapatan MUTU naik 24,47 persen menjadi Rp 281,82 miliar di tahun 2022. Sementara laba tahun berjalan di tahun 2022 melonjak 90,38 persen menjadi Rp36,78 miliar, dibandingkan dengan pada 2021 senilai Rp19,32 miliar.

Selain itu, penjualan per segmen produk yang dihasilkan MUTU juga bertumbuh. Sepanjang tahun 2022 dibandingkan 2021, penjualan dari segmen Pengujian meningkat 32,46 persen, segmen Inspeksi naik 15,96 persen, dan segmen Sertifikasi 3,10 persen.

Sumarna optimistis dengan langkah-langkah strategis yang sudah ditetapkan MUTU dan akan melanjutkan pertumbuhan kinerja yang positif di tahun-tahun berikutnya.

Dia optimistis target pendapatan pada 2023 akan naik sekitar 30 persen, sejalan dengan adanya perluasan peluang dari sektor-sektor baru yang akan dikelola oleh ke depan, serta dukungan positif dari pemegang saham melalui proses penawaran perdana saham yang dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper