Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Loyo Rp15.290 Tertekan Proyeksi Hawkish The Fed

Mata uang rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (18/8/2023) dibayangi kemungkinan sikap hawkish The Fed
Mata uang rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (18/8/2023) dibayangi kemungkinan sikap hawkish The Fed. Bisnis/Arief Hermawan P
Mata uang rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (18/8/2023) dibayangi kemungkinan sikap hawkish The Fed. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (18/8/2023) dibayangi kemungkinan sikap hawkish The Fed menyusul data tenaga kerja AS yang menunjukkan angka pengangguran turun. 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,06 persen atau 8,5 poin ke posisi Rp15.290 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar AS bergerak melemah 0,16 persen ke posisi 103,30. 

Mayoritas mata uang Asia lainnya bergerak menguat kala rupiah melemah di hadapan dolar AS. Yen Jepang menguat 0,35 persen, dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, dolar Singapura menguat 0,07 persen.

Selanjutnya, dolar Taiwan menguat 0,15 persen, won Korea menguat 0,24 persen, peso Filipina menguat 1,05 persen, rupee India menguat 0,05 persen, ringgit Malaysia menguat 0,22 persen dan bath Thailand menguat 0,30 persen. 

Sementara itu, mata uang yang melemah bersama rupiah hanya yuan China sebesar 0,02 persen. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan data tenaga kerja AS yang dirilis Kamis malam memberikan potensi The Fed kembali menaikkan suku bunga.

Data tenaga kerja yang kuat juga datang tepat setelah risalah pertemuan Juli Fed menunjukkan bahwa sebagian besar pembuat kebijakan mendukung suku bunga yang lebih tinggi untuk mengekang inflasi yang kaku. 

Data terbaru juga menunjukkan bahwa inflasi AS naik pada bulan Juli. Meningkatnya, atau bahkan suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia, karena kesenjangan antara imbal hasil berisiko dan berisiko rendah menyempit. Benchmark imbal hasil Treasury AS diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak krisis keuangan 2008.

Bank Sentral Eropa kemungkinan akan menghentikan kampanye kenaikan suku bunga lebih dari setahun pada bulan September setelah petunjuk dari Presiden Christine Lagarde.

Sementara itu, dalam rangka Penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan sebesar 5,2 persen.

“Namun proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,2 persen sangat bertentangan dengan proyeksi berbagai lembaga internasional, yang memperkirakan perekonomian Indonesia pada 2024 akan tumbuh di level 5 persen,” katanya dalam riset harian. 

Kemudian untuk perdagangan Senin pekan depan (21/8/2023), Ibrahim memproyeksikan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang  Rp15.240- Rp15.350. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper