Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) berambisi terus menekan aksi bakar uang melalui promosi. Lalu bagaimana menjaga loyalitas para pengguna?
Manajemen menegaskan bahwa praktik bakar uang dalam menambah basis pengguna telah usang. Direktur Utama GOTO Patrick Walujo bahkan mengatakan strategi mengurangi aksi bakar uang akan terus berlanjut fundamental yang sehat.
Meski demikian, GOTO akan tetap membidik para pengguna yang sensitif terhadap harga dan promosi dengan meluncurkan opsi hemat dalam melakukan pemesanan pada bisnis on demand service.
“Untuk mencapai profitabilitas sepanjang 12 bulan terakhir, basis konsumen kami bergeser menuju konsumen yang memprioritaskan kenyamanan di atas harga. Namun, untuk mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan, kami harus memperluas jangkauan pasar dengan merancang berbagai produk yang dapat menjawab kebutuhan konsumen yang memperhatikan harga,” kata DIrektur Utama GOTO Patrick Walujo.
Fitur hemat pun menjadi amunisi Gojek untuk menarik minat masyarakat lebih luas sekaligus bisa mendorong kenaikan pendapatan mitra.
Presiden Gojek Catherine Hindra Sutjahyo menjelaskan secara bisnis solusi hemat bisa memperluas pangsa pasar. Sebab dari inovasi ini, pengguna bisa memanfaatkan GoFood Mode Hemat yang memberikan jaminan ongkir murah. Tarifnya berkisar Rp 3.000 dan Rp 5.000 sesuai wilayah untuk pesanan dari resto terdekat tanpa tergantung diskon dan promo, termasuk gratis ongkir setiap Rabu.
Baca Juga
Selain itu pengguna juga bisa bepergian dengan GoCar Hemat dan mendapat harga lebih terjangkau. Dengan catatan, jarak maksimalnya 10 kilometer dan tambahan waktu tunggu 4-5 menit.
Analis MNC Sekuritas Andrew Susilo menganggap terobosan GOTO itu dapat mengatasi tantangan menjaga market share tanpa praktik bakar uang. Menurutnya GOTO bisa leluasa melayani segmen konsumer loyal tanpa harus mengorbankan pengguna yang sensitif dengan harga.
“Profitable consumers terbukti membawa positif terhadap take rate, tapi untuk menggenjot GTV, memperbesar market share, dibutuhkan volume transaksi yang besar. Cara GOTO merebut kembali pelanggan lama nya adalah strategi brilian. Dua segmen pasar dilayani secara baik tanpa harus bakar uang berlebihan,” katanya.
Pada kuartal II/2023, GOTO masih membukukan rugi bersih Rp 3,3 triliun selama turun 56,1 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Perbaikan ini salah satunya dipengaruhi oleh konsistensi manajemen dalam mengelola beban biaya dengan mengurangi praktek bakar uang. Beban iklan dan pemasaran serta insentif ke pelanggan juga berhasil ditekan sebesar 51 persen dan 32 persen.