Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WIKA Catatkan Utang ke Subkontraktor dan Pemasok Rp5,6 Triliun

Emiten konstruksi pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) tercatat masih memiliki utang usaha kepada subkontraktor dan pemasok sebesar Rp5,65 triliun.
Karyawati beraktivitas di depan logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) di Jakarta, Senin (11/7/2022). Bisnis/Abdurachman
Karyawati beraktivitas di depan logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) di Jakarta, Senin (11/7/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) tercatat masih memiliki utang usaha kepada subkontraktor dan pemasok sebesar Rp5,65 triliun sampai dengan akhir Juni 2023. 

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian, utang yang diakumulasikan dari pihak ketiga itu melesat 197,93 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) atau dari posisi Rp1,89 triliun pada paruh pertama 2022 menjadi Rp5,65 triliun. 

Manajemen WIKA dalam laporan tersebut menjelaskan utang subkontraktor merupakan utang kepada pihak ketiga atas pekerjaan yang disubkontraktorkan, seperti pekerjaan stressing, pemasangan, biaya angkut, penurunan beam, biaya pematokan, dan lain-lain. 

Adapun utang pemasok adalah utang atas pembelian bahan baku untuk pelaksanaan proyek, seperti pembelian semen, pasir, besi, hingga pelat sambung. 

Pada paruh pertama 2023, WIKA mengakumulasikan total utang atau liabilitas sebesar Rp56,7 triliun atau meningkat 3,44 persen dibandingkan semester I/2022 yakni Rp54,81 triliun.

Jumlah tersebut disumbangkan oleh liabilitas jangka pendek yang mencapai Rp35,01 triliun atau turun 1,60 persen secara tahunan, sementara utang jangka panjang melonjak 12,77 persen dibandingkan paruh pertama 2022 menjadi Rp21,68 triliun. 

Pada saat bersamaan, perseroan mencatatkan penurunan ekuitas dari posisi Rp17,43 triliun menjadi Rp15,47 triliun. Perubahan ini mencerminkan penurunan sebesar 11,24 persen YoY. 

Sementara itu, saldo arus kas setara kas WIKA pada akhir periode Juni 2023 juga mengalami penurunan 44,29 persen YoY, atau dari posisi Rp3,28 triliun menjadi hanya Rp1,83 triliun. Adapun total aset juga terkoreksi 0,10 persen YoY menjadi Rp72,17 triliun. 

Beralih ke pos lainnya, WIKA menorehkan raihan pendapatan bersih sebesar Rp9,25 triliun pada semester I/2023. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 28,81 persen secara tahunan.

Namun, pada saat bersamaan, beban pokok pendapatan juga terkerek 29,25 persen YoY atau dari posisi Rp6,55 triliun pada semester I/2022 menjadi Rp8,47 triliun tahun ini. Alhasil akumulasi laba kotor mencapai Rp779,03 miliar, naik 24,20 persen secara tahunan.

Tak berhenti di sana, emiten BUMN Karya ini juga membukukan sejumlah beban lain. Semisal, beban dari pendanaan yang meningkat dari Rp550,22 miliar menjadi Rp1,23 triliun pada semester I/2023. Hal ini pun membuat rugi sebelum pajak penghasilan mencapai Rp1,98 triliun.

Setelah dikurangi berbagai beban lain, WIKA membukukan peningkatan rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada entitas induk, dari posisi Rp13,32 miliar pada tahun lalu menjadi Rp1,8 triliun pada semester I/2023.

Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito menyatakan bahwa perusahaan pelat merah ini tetap mampu beroperasi dengan baik di tengah situasi yang penuh tantangan.

Hal itu, kata Agung, dibuktikan dengan proses produksi yang tetap berjalan walaupun WIKA berada dalam kondisi standstill sejak April 2023. Sebagai informasi, standstill merupakan penghentian sementara pembayaran kewajiban finansial ke kreditur.

“Dalam kondisi tersebut, WIKA tetap mampu mencatatkan peningkatan penjualan. Hal ini diraih selaras dengan langkah transformasi WIKA yang terdiri dari tiga pilar yaitu fokus terhadap kas, keunggulan eksekusi proyek, dan penyeimbangan portofolio,” pungkasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper