Bisnis.com, JAKARTA — Emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mencatatkan kinerja marketplace yang melonjak 75,47 persen di semester I/2023 menjadi Rp1,13 triliun. Melonjaknya catatan tersebut, ditopang salah satunya oleh pendapatan voucher game melalui itemku.com.
Tim Riset JP Morgan dalam risetnya mengatakan laporan kuartal II/2023 BUKA sejalan dengan ekspektasi JP Morgan dan konsensus analis. Menurut JP Morgan, terdapat beberapa poin positif dalam kinerja semester I/2023 JP Morgan.
Pertama, total processing value (TPV) segmen marketplace BUKA berada di atas ekspektasi JP Morgan, yakni pada Rp22,7 triliun di kuartal II/2023. Hal ini dimungkinkan berkat fenomena kuat dari pasar khusus, termasuk token gaming melalui itemku.com.
Kedua, adalah likuiditas BUKA yang cukup dengan saldo kas dan setara kas sebesar Rp19,8 triliun di akhir semester I/2023, dan ketiga, BUKA memperkirakan dapat mencapai EBITDA breakeven di kuartal IV/2023.
"Akan tetapi, kami menunggu detail tetang faktor-faktor yang menyebabkan breakeven tersebut karena BUKA memperkirakan hanya akan ada pengurangan kerugian yang moderat di kuartal III/2023," tulis JP Morgan, dikutip Selasa (8/8/2023).
Sementara itu, Presiden BUKA Teddy Oetomo mengatakan saat ini BUKA memiliki lebih dari 200 token game. Sehingga, produk token game BUKA cukup beragam.
Baca Juga
"Dan poin penjualan utamanya sangat sederhana. Kami telah melakukan sejumlah perbandingan harga dengan beberapa pesaing lainnya, kami adalah yang termurah karena kami tidak mengadopsi strategi single sources, di mana kami mendapatkan dari sumber tersebut," kata Teddy dalam earning calls BUKA, dikutip Selasa (8/8/2023).
Menurutnya, BUKA mendapatkan beberapa token game dari sumber secara langsung, dan sebagian lagi dari distributor.
"Fokusnya adalah memasok lebih baik daripada pesaing-pesaing lainnya dan di sinilah kami berhasil," ucap Teddy.
Dengan hasil kinerja di semester I/2023 ini, JP Morgan menyematkan rating overweight terhadap saham BUKA, dengan target price atau target harga sebesar Rp360 per saham.
Sebagai informasi, BUKA mencetak rugi bersih senilai Rp389,2 miliar, berbanding terbalik dengan semester I/2022 yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp8,59 triliun.
Meski demikian, secara kuartal ke kuartal atau quarter on quarter, rugi bersih ini susut dari kuartal I/2023 yang senilai Rp1 triliun.
Kerugian BUKA di paruh pertama 2023 ini salah satunya disebabkan nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi di segmen marketplace yang berbalik rugi menjadi Rp120,82 miliar, dibanding periode sama tahun sebelumnya yang meraih laba Rp9,79 triliun.
Meski mencatatkan rugi, pendapatan bersih BUKA meningkat 28,97 persen secara tahunan menjadi Rp2,18 triliun. Pendapatan ini naik dari periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp1,69 triliun.
Berdasarkan segmennya, pendapatan BUKA ditopang oleh segmen marketplace yang berkontribusi Rp1,20 triliun, diikuti segmen online to offline sebesar Rp1,03 triliun, dan pengadaan sebesar Rp10,56 miliar.
______
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.