Bisnis.com, JAKARTA — Emiten-emiten dalam Grup PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) telah mengeluarkan laporan keuangan semester I/2023. Analis memandang terdapat berbagai katalis yang dapat mendukung kinerja Grup Emtek pada semester II/2023.
Emiten-emiten Grup Emtek mencatatkan kinerja yang bervariasi pada semester I/2023. Akan tetapi, dari 5 emiten dalam Grup Emtek, hanya PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK) yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih di semester I/2023.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan perbaikan kinerja Grup Emtek membutuhkan waktu. Dia merinci untuk sektor kesehatan, perubahan status dari pandemi menuju endemi mempengaruhi tingkat okupansi dari emiten-emiten rumah sakit.
"Tapi paling tidak ke depannya emiten rumah sakit lebih mengandalkan partisipasi masyarakat dalam penggunaan BPJS ketika berobat dan ada partisipasi masyarakat sendiri dalam melaksanakan tindakan kuratif maupun preventif," kata Nafan dihubungi, Senin (7/8/2023).
Dia melanjutkan, saat ini sentimen untuk emiten rumah sakit cenderung mengandalkan sentimen dari stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, kinerja produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang tumbuh 5,17 persen dapat menjadi katalis terhadap stabilitas permintaan di sektor kesehatan.
Seperti diketahui, Grup Emtek mengoperasikan dua jaringan rumah sakit, yakni jaringan EMC Hospitals melalui PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME), dan rumah sakit Grha Kedoya melalui RSGK.
Baca Juga
Sementara itu, di sektor teknologi melalui PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA), Nafan melihat sentimen akan datang dari sejauh mana konsumen bisa setia menggunakan aplikasi yang dimiliki EMTK.
"Yang penting harus menciptakan customer yang loyal, menggunakan produk karena loyalitas ini bisa menciptakan pertumbuhan top line secara berkesinambungan. Bottom line masih menunggu waktu juga menurut saya," ucapnya.
Menurut Nafan, investor harus bersabar untuk berinvestasi pada sektor teknologi, lantaran sektor ini cenderung mengandalkan berbagai promosi dalam rangka menjaring customer yang loyal.
Nafan menjelaskan, sentimen prositif akan datang dari tren konsumsi domestik yang diperkirakan semakin membaik. Selain itu, stabilitas ekonomi Indonesia yang telah berada pada jalur yang benar dan ekonomi global yang berada dalam tahap pemulihan bisa menjadi katalis positif tambahan untuk sektor teknologi berkembang lebih baik lagi.
Untuk emiten EMTK pengelola stasiun televisi SCTV dan Indosiar, PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) Nafan melihat gelaran pemilihan presiden dan pemilihan legislatif dapat menjadi katalis positif bagi emiten ini.
"Nanti kampanye Oktober, maka semestinya bisa meningkatkan pendapatan di bidang periklanan. Jadi periklanan bisa semakin intens, iklan parpol, dan government spending," tuturnya.
SCMA diharapkan dapat membukukan laba bersih pada kuartal mendatang, terlebih pada periode menjelang pemilu.
Nama Perusahaan | Kode Emiten | Pendapatan Semester I | YoY | Laba Bersih Semester I | YoY | ||
2023 | 2022 | 2023 | 2022 | ||||
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. | EMTK | 7.754.118 | 7.099.931 | 9,21% | -444.182 | 2.704.897 | -116,42% |
PT Surya Citra Media Tbk. | SCMA | 3.032.392 | 3.163.593 | -4,15% | 69.364 | 616.439 | -88,75% |
PT Bukalapak.com Tbk. | BUKA | 2.181.166 | 1.691.166 | 28,97% | -389.273 | 8.593.492 | -104,53% |
PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. | SAME | 722.714 | 637.919 | 13,29% | -1.484 | -24.768 | -94,01% |
PT Kedoya Adyaraya Tbk. | RSGK | 179.104 | 166.013 | 7,89% | 14.256 | 8.643 | 64,94% |
Data dalam jutaan rupiah
Adapun secara teknikal, Nafan memberikan rekomendari hold untuk EMTK dengan target price (TP) Rp690 per saham. Sejauh ini, saham EMTK menurutnya masih dalam fase minor markdown phase.
Kemudian untuk SCMA menurutnya bisa menguji batas resistance dari parallel channel pada level Rp177. Nafan merekomendasikan untuk menambah sahamm ini.
Untuk BUKA, Nafan merekomendasikan untuk mengakumulasi saham ini. Dia melihat BUKA berpotensi membentuk fase bullish consolidation, dengan TP di level Rp258.
Lalu untuk SAME, menurutnya akan membentuk fase bearish consolidation dengan TP di level Rp332. Nafan menyarankan hold untuk saham ini.
Begitu pula dengan RSGK yang disarankan untuk hold dengan TP Rp1.440. Menurutnya, saham ini sudah sangat overbought, meskipun dalam kondisi bullish saat ini. Nafan menyarankan investor untuk mewaspadai terjadi aksi profit taking.
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.