Bisnis.com, JAKARTA — Emiten unggas PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) membukukan peningkatan rugi bersih sepanjang semester I/2023 menjadi Rp130,61 miliar, meski berhasil mencatatkan kenaikan penjualan bersih.
Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit per 30 Juni 2023 dikutip Senin (7/8/2023), emiten berkode MAIN ini mencetak penjualan bersih Rp5,65 triliun atau naik tipis 2,58 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,50 triliun.
Naiknya penjualan MAIN utamanya ditopang oleh penjualan pakan yang naik 3,33 persen menjadi Rp3,61 triliun dibandingkan enam bulan pertama tahun 2022 sebesar Rp3,50 triliun. Penjualan ayam pedaging juga meningkat menjadi Rp1,004 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp902,31 miliar.
Naiknya penjualan, membuat beban pokok penjualan perseroan turut meningkat 2,64 persen menjadi Rp5,30 triliun dari posisi Rp5,17 triliun di semester pertama tahun lalu.
Selain itu, perusahaan juga mencatatkan peningkatan beban yang signifikan dari perubahan aset biologis dari sebelumnya Rp67,63 miliar menjadi Rp89,39 miliar, beban penjualan juga meningkat 32,16 persen menjadi Rp134,59 miliar pada semester I/2023. Adapun, beban keuangan MAIN juga naik menjadi Rp94,98 miliar dari sebelumnya pada semester I/2022 sebesar Rp64,87 miliar.
Alhasil, perseroan pun membukukan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp130,61 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar yang rugi Rp66,58 miliar.
Baca Juga
Di sisi lain, jumlah liabilitas perseroan turun menjadi Rp3,24 triliun pada semester I/2023 dari posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp3,35 triliun.
Total liabilitas jangka pendek perseroan meningkat tipis menjadi Rp2,54 triliun dari Rp2,52 triliun. Sementara liabilitas jangka panjang turun menjadi Rp696,49 miliar dari Rp827,61 miliar per akhir tahun 2022.
Adapun, jumlah ekuitas perseroan turun menjadi Rp1,94 triliun dari Rp2,07 triliun. Posisi kas dan setara kas perseroan mengalami kenaikan menjadi Rp285,44 miliar dari Rp213,166 miliar.
Sementara total aset perseroan turun menjadi senilai Rp5,57 triliun dari posisi 31 Desember 2022 sebesar Rp5,74 triliun.
Jumlah aset lancar tercatat turun menjadi Rp2,83 triliun dari Rp2,95 triliun sementara aset tidak lancar turun tipis menjadi Rp2,74 triliun dari Rp2,79 triliun.