Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten unggas PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) diprediksi akan semakin tertekan di paruh kedua tahun 2022, seiring dengan tren penurunan harga ayam.
Analis Ciptadana Sekuritas Michael FIlbery dalam laporannya mengatakan, kenaikan pendapatan MAIN yang cenderung datar dari kuartal I/2022 turut dibarengi dengan kenaikan beban penjualan. Hal tersebut juga ditambah dengan operating loss yang ditanggung MAIN sebesar Rp12,9 miliar.
Profitabilitas perusahaan juga memburuk akibat perubahan aset biologis perusahaan yang berbalik negatif pada kuartal II/2022.
Michael melanjutkan, berbaliknya laba perusahaan menjadi kerugian disebabkan oleh anjloknya kinerja segmen anak ayam umur sehari atau day old chicken (DOC). Segmen ini tercatat membukukan OPM negatif sebesar 35 persen, atau level terburuk sejak terjadinya pandemi virus Corona.
Menurutnya, penurunan kinerja ini ditopang oleh menurunnya harga jual DOC di kuartal II/2022. Hal ini memicu MAIN membatasi volume produksi yang juga dibayangi oleh kenaikan harga bahan baku pakan.
“Sehingga, volume penjualan DOC dari MAIN pun ikut mengalami koreksi,” jelas Michael dalam laporannya, Rabu (3/8/2022).
Baca Juga
Ke depannya, Michael memprediksi kinerja MAIN masih akan mengalami tekanan hingga akhir tahun. Hal ini seiring dengan tren penurunan harga DOC akibat berakhirnya kebijakan afkir (culling) dari pemerintah yang memunculkan tekanan penerimaan dari sektor ini.
Selain itu, margin MAIN juga terancam oleh tren kenaikan harga minyak dunia yang berpotensi meningkatkan biaya operasional perusahaan. Di sisi lain, segmen makanan olahan dapat menjadi penopang penerimaan perusahaan di tengah volatilitas sentimen yang membayangi sektor DOC dan ayam pedaging.
“Kami mempercayai MAIN dapat meningkatkan skala ekonominya di sektor hilir usaha,” jelasnya.
Dengan sejumlah sentimen negatif yang membayangi, Michael memberikan rating sell untuk MAIN dengan target harga Rp500, atau downside sekitar 18 persen dari level harga saat ini.