Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fakta Soal Kecelakaan LRT dan Pernyataan Adhi Karya Soal Longspan

PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) akhirnya memberikan pernyataan perihal adanya kekeliruan dalam desain pada jembatan lengkung bentang panjang (longspan) LRT.
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (tengah), dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) menaiki LRT Jabodebek di Jakarta, Kamis (3/8/2023). Presiden menggunakan moda transportasi LRT dengan rute Stasiun Harjamukti hingga Stasiun Dukuh Atas. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (tengah), dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) menaiki LRT Jabodebek di Jakarta, Kamis (3/8/2023). Presiden menggunakan moda transportasi LRT dengan rute Stasiun Harjamukti hingga Stasiun Dukuh Atas. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.

Bisnis.com, JAKARTA – PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) akhirnya memberikan pernyataan perihal adanya kekeliruan dalam mendesain pada jembatan lengkung bentang panjang (longspan) LRT Gatot Subroto-Kuningan.

Polemik kesahalan desain pertama kali dibuka oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, yang menyebutkan ada kekeliruan desain pada jembatan lengkung bentang panjang (longspan) LRT Gatot Subroto-Kuningan.

Saat dikonfirmasi Bisnis, Sekretaris Perusahaan ADHI Farid Budiyanto memberikan video resmi milik perseroan yang diunggah di kanal Youtube AdhikaryaID pada November 2019 silam.

“Saya menjawab dengan video yang pernah kami rilis di Youtube resmi Adhi Karya saja ya,” ujar Farid saat dihubungi dari Jakarta kemarin, Kamis (3/8/2023).

Video itu menjelaskan longspan LRT Jabodebek Gatot Subroto-Kuningan dibangun pada ketinggian level 4, yang berada di atas underpass atau lintas bawah, jalan arteri, dan fly over. Jembatan ini juga dibangun di wilayah dengan tingkat volume lalu lintas tinggi.

Dengan kondisi tersebut, metode konstruksi yang digunakan pada jembatan longspan LRT adalah form traveler (cast in situ). Sebagai informasi, cast in situ merupakan salah satu pekerjaan pembuatan beton secara langsung di lapangan kerja.

Form traveler dapat mengakomodir vertikal precamber sesuai desain. Form traveler juga dapat mengakomodir horizontal precamber sesuai desain,” tertulis dalam penjelasan video ADHI.

Perseroan dalam video tersebut menyatakan bahwa akibat radius lengkung yang kecil, jembatan longspan Kuningan akhirnya mengalami efek torsi yang cukup besar. Hal ini lantas diantisipasi lewat penambahan prestress tendon pada pier.

“Efek torsi dimitigasi dengan menambahkan prestress tendon pada pier. Vertical stressing dilakukan sesuai dengan urutan desain yang direncanakan.”

ADHI juga menjelaskan pekerjaan hanya dapat dilakukan pukul 23.00 – 04.00 WIB. Sebanyak 17 segmen box girder dipasang sampai jembatan batang panjang tersambung. Pekerjaan setiap segmen membutuhkan waktu 10-14 hari, mulai dari pengecoran hingga stressing.

Sebelumnya, Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko mengatakan terdapat kesalahan desain pada jembatan longspan dari Gatot Subroto ke Kuningan. ADHI, selaku penanggung jawab, disebut membangung jembatan tanpa menguji sudut kemiringan kereta.

Menurutnya, jembatan tersebut seharusnya dibuat lebih lebar agar kereta dapat melaju dengan optimal. Akibatnya, rangkaian kereta LRT Jabodebek kini harus berbelok dengan kecepatan yang pelan, sekitar 20 kilometer per jam, saat melewati jembatan ini.

Adapun Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, menilai pernyataan Tiko tidak realistis karena menjadi wajar jika kecepatan kendaraan akan berkurang saat melintasi berbagai tikungan.

Masih segar dalam ingatan bahwa pada 25 Oktober 2021, LRT pernah mengalami kecelakaan. Rangkaian TS29 menabrak ujung rangkaian TS20 di track 1 Stasiun Harjamukti.

Kecelakaan tersebut terjadi saat kedua rangkaian LRT Jabodebek tengah melakukan proses langsir untuk mengosongkan jalur 2 untuk kepentingan pengujian sarana.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan fakta bahwa kecelakaan antar rangkaian LRT Jabodebek terjadi karena masinis atau teknisi tidak fokus saat menjalankan rangkaian karena tengah menggunakan handphone.

Sejumlah masalah ini kemudian yang menjadikan alasan Presiden Joko Widodo bersama dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, serta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, meninjau langsung kesiapan LRT Jabodebek, Kamis (3/8/2023).

Usai menaiki LRT Jabodebek dari Stasiun Harjamukti di Cibubur, menuju Stasiun Dukuh Atas, Jokowi menegaskan bahwa aspek keselamatan dan keamanan menjadi hal utama yang harus diperhatikan.

"Urusan keamanan, urusan keselamatan, harus dilihat betul," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper