Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Wall Street Tahan Modal Tunggu Laporan Keuangan Big Caps

Saham-saham di Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup lebih lemah pada hari pertama Agustus
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham di Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup lebih lemah pada hari pertama Agustus 2023, menjelang laporan data pekerjaan AS dan laporan pendapatan perusahaan besar pekan ini.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 71,15 poin atau 0,20 persen, menetap di 35.630,68 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 12,23 poin atau 0,27 persen, berakhir di 4.576,73 poin. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 62,11 poin atau 0,43 persen, menjadi 14.283,91 poin.

Saham-saham AS mengakhiri Juli dengan pijakan yang kuat, karena investor menyambut laporan pendapatan perusahaan yang lebih baik dari perkiraan. Dukungan juga datang dari harapan soft landing bagi perekonomian yang tetap tangguh karena inflasi mereda bersama kenaikan suku bunga.

Indeks acuan S&P 500 mencapai level tertinggi 16 bulan pada Senin (31/7/2023), dan kurang dari 5,0 persen dari rekor level penutupan tertinggi yang dicapai pada 3 Januari 2022.

"Ini berjalan sangat baik di Juni, Juli. Dan semua orang tahu bahwa Agustus secara historis adalah bulan musiman yang cukup lemah," kata Scott Ladner, kepala investasi Horizon Investments.

"Jadi saya pikir orang-orang hanya mengambil kesempatan untuk bersantai sedikit."

Menjaga penurunan Dow, Caterpillar menambahkan 8,9 persen karena perusahaan indikator ekonomi global ini melaporkan kenaikan laba kuartal kedua, meskipun memperingatkan penurunan berurutan dalam penjualan dan margin kuartal saat ini.

Uber merosot 5,7 persen setelah perusahaan ride-hailing itu kehilangan ekspektasi pendapatan kuartal kedua.

Di antara perusahaan farmasi kelas berat, Pfizer melemah dalam perdagangan yang berombak setelah pendapatan kuartalan produsen obat tersebut turun jauh dari ekspektasi Wall Street, terpukul oleh penurunan penjualan produk COVID-19-nya.

Pendapatan kuartal kedua AS sekarang diperkirakan turun 5,9 persen dari tahun sebelumnya, data Refinitiv pada Selasa (1/8/2023) menunjukkan, dibandingkan dengan penurunan 7,9 persen yang diperkirakan seminggu sebelumnya.

Manufaktur AS tampaknya telah stabil pada level yang lebih lemah pada Juli karena pesanan baru berangsur-angsur membaik, sementara survei menunjukkan pekerjaan pabrik turun ke level terendah dalam tiga tahun, menunjukkan bahwa PHK semakin cepat.

Saham perusahaan pertumbuhan mega kapitalisasi seperti Tesla dan Amazon.com, yang valuasinya turun ketika biaya pinjaman naik, jatuh karena imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun naik lebih dari 4,0 persen.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,45 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,72 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper