Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Sektor Konstruksi Usai JKON Masuk IDX BUMN 20, Menarik?

PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. (JKON) resmi masuk ke dalam indeks IDX BUMN 20, menggantikan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).
Logo PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama TBk.
Logo PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama TBk.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. (JKON) resmi masuk ke dalam indeks saham BUMN pilihan, yakni IDX BUMN 20 menggantikan saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).

Keluarnya Waskita Karya dari daftar saham BUMN pilihan tak lepas dari suspensi saham yang terjadi sejak 8 Mei 2023. Alhasil saham WSKT belum bisa diperdagangkan hingga hari ini dan kini terdepak dari daftar IDX BUMN 20. 

Bursa Efek Indonesia (BEI) sebetulnya telah mempertimbangkan pencabutan suspensi atau penghentian sementara perdagangan saham WSKT. Namun, pencabutan hanya akan dilakukan jika WSKT telah menyelesaikan masalah pemicu suspensi, yakni penundaan pembayaran bunga ke-11 atas Obligasi Berkelanjutan IV Waskita Karya Tahap I Tahun 2020 yang jatuh tempo pada 6 Mei 2023. 

Di sisi lain, JKON saat ini tengah tersandung masalah tender revitalisasi Taman Ismail Marzuki alias TIM. Keputusan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan JKON dan PT PP (Persero) Tbk. terbukti bersekongkol dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). 

Di lantai bursa, kinerja saham JKON cenderung menunjukkan pelemahan. Pada penutupan perdagangan Jumat (28/7/2023) saham emiten konstruksi ini naik 0,86 persen ke level Rp117, tetapi secara year-to-date (YtD) menurun sebesar 1,68 persen. 

Terlepas dari hal tersebut, prospek saham di sektor konstruksi pada 2023 memang cukup menantang lantaran tersengat sejumlah faktor, mulai dari tingginya tingkat suku bunga hingga pilihan pembiayaan yang terbatas.

“Karena dari sisi suku bunga yang cukup tinggi, sehingga membuat beban bunga meningkat. Selain itu opsi pembiayaan juga semakin terbatas dengan kebijakan moneter yang ketat,” ujar Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina, pekan lalu. 

Selain itu, warsa politik yang suasananya terasa sejak tahun ini dan akan berlanjut pada 2024, juga menjadi salah satu faktor penghambat.

Menurut Martha, keberadaan tahun politik membuat pemilik kontrak cenderung mengambil sikap wait and see. Pada saat bersamaan, pihak swasta juga akan lebih menahan diri hingga mendapatkan kepastian pada tahun depan.

Di sisi lain, meningkatnya anggaran infrastruktur dinilai dapat menjadi katalis positif bagi sektor ini. Menyitir laporan Data Indonesia, pemerintah mengalokasikan anggaran infrastruktur sebesar Rp392 triliun di dalam APBN 2023, meningkat 7,75 persen dari tahun lalu.

“Saya melihat sektor ini menarik dilirik untuk tahun depan, seiring rencana infrastruktur dan pemerintah yang baru. Namun, untuk semester dua, diperkirakan pergerakan harganya terbatas,” tutur Martha.

Sementara itu, Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menuturkan IDX BUMN 20 ke depan masih akan tetap mengandalkan saham-saham perbankan, seperti BBRI, BMRI, BBNI, dan BBTN, serta saham lainnya yakni TLKM serta PGAS.

Menurutnya, sentimen terbesar untuk IDX BUMN 20 masih berasal dari situasi makro ekonomi, tepatnya setelah periode berakhirnya kenaikan suku bunga acuan dalam negeri dan dimulainya penurunan suku bunga global, yang diproyeksikan terjadi pada kuartal IV/2023.

Alfred menyampaikan bahwa kondisi makro Indonesia saat ini sudah sangat baik, sehingga kondisi tersebut semakin mendorong minat investor, khususnya asing. Selain itu, sejumlah bank sentral global juga mulai melakukan penurunan suku bunga.

“Untuk sentimen negatif, kami lihat cukup minim, hanya tahun pemilu yang kami perkirakan bisa menjadi potensi investor melakukan wait and see dan sentimen potensi faktor ‘politis’ yang melekat pada emiten BUMN, seperti kebijakan dari kementerian dan pemerintah,” tutur Alfred.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper