Bisnis.com, JAKARTA – Emiten jasa angkutan laut PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) menawarkan sukuk ijarah berkelanjutan I tahap I 2023 senilai total Rp550 miliar dalam dua seri. Rencananya mayoritas dana akan dialokasikan ke anak usaha SMDR.
Berdasarkan data KSEI, dikutip Kamis (27/7/2023), penerbitan dan penawaran sukuk ijarah tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) I Samudera Indonesia dengan target dana Rp2 triliun.
Sukuk akan ditawarkan dalam dua seri yaitu seri A sebesar Rp210,85 miliar dengan cicilan imbalan ijarah sebesar Rp14,65 juta per tahun dihitung dari jumlah sisa imbalan ijarah sebesar Rp69,5 juta untuk setiap kelipatan Rp1 miliar. Seri ini memiliki jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi.
Kemudian seri B sebesar Rp339,17 miliar dengan cicilan imbalan ijarah sebesar Rp32,05 miliar per tahun yang dihitung dari jumlah sisa imbalan ijarah sebesar Rp94,5 juta per Rp1 miliar per tahun. Seri B memiliki jangka waktu hingga 5 tahun mendatang sejak tanggal emisi.
Pembayaran cicilan imbalan ijarah kedua seri akan dibayarkan setiap tiga bulan sejak tanggal emisi. Cicilan pertama akan dilakukan pada 2 November 2023 sedangkan pembayaran terakhir untuk seri A akan dilakukan pada 12 Agustus 2023 dan seri B pada 2 Agustus 2028.
Adapun dalam penerbitan sukuk ini, SMDR menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi sukuk ijarah dan penjamin emisi sukuk ijarah. Sementara wali amanat yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS).
Baca Juga
Adapun berdasarkan prospektus, SMDR berencana menggunakan mayoritas dana hasil sukuk tersebut untuk menyuntik modal ke anak usaha.
Rinciannya sekitar 73,67 persen akan digunakan untuk memberikan pembiayaan kepada anak usaha yaitu PT Samudera Perkapalan Indonesia untuk membeli 2 buah kapal dry bulk.
Apabila dana yang dipinjamkan telah dikembalikan oleh PT Samudera Perkapalan Indonesia kepada SMDR, maka SMDR akan menggunakan dana tersebut sebagai modal kerja dan/atau belanja modal dalam rangka mendukung kegiatan usaha.
Modal kerja tersebut akan lebih difokuskan pada bisnis noncontainer shipping, selaras dengan strategi SMDR untuk mempercepat pertumbuhan bisnis lainnya seperti di sektor pelabuhan dan logistik untuk menambah kapasitas terpasang, peremajaan alat serta memperluas jangkauan area yang ada saat ini.
Kemudian sekitar 17,68 persen akan digunakan SMDR untuk pembayaran seluruh hutang pokok kepada PT Bank HSBC Indonesia. Sisanya sekitar 8,65 persen akan digunakan SMDR untuk pembayaran sebagian utang kepada PT OCBC NISP Tbk.