Bisnis.com, JAKARTA — Nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menembus Rp10.000 triliun pada penutupan perdagangan Selasa (25/7/2023). Berkat penguatan saham GOTO dan AMMN.
Kapitalisasi pasar bursa mencapai Rp10.029 triliun atau bertambah Rp43 triliun dibandingkan dengan sehari sebelumnya di angka Rp9.986 triliun.
Kenaikan kapitalisasi pasar bursa sejalan dengan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang parkir di 6.917,71 atau naik 0,27 persen secara harian. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) per 25 Juli 2023 mencapai Rp10,21 triliun atau turun daripada sehari sebelumnya.
PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menjadi saham berkapitalisasi jumbo yang turut berkontribusi pada kenaikan market cap bursa. Dalam perdagangan hari ini, saham BYAN naik 5,9 persen ke harga Rp20.800 dan berkontribusi pada kenaikan IHSG sebesar 19,27 poin. Kapitalisasi pasar BYAN sendiri kini mencapai Rp693 triliun.
PT Amman Internasional Tbk. (AMMN) menjadi top movers selanjutnya dengan kenaikan 14,4 persen ke harga Rp2.300 per saham. Saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp165 triliun itu berkontribusi 6,69 poin terhadap kenaikan IHSG.
Top movers selanjutnya adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang hari ini menguat 2,7 persen ke harga Rp114 per saham. Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp135 triliun, kontribusi GOTO pada IHSG hari ini adalah sebesar 6,44 poin.
Baca Juga
Adapun saham-saham big caps lain yang jadi penggerak indeks komposit hari ini di antaranya adalah BBRI sebesar 5,37 poin, BMRI berkontribusi 4,75 poin dan BBCA menyumbang 3,29 poin.
Head of Research InvestasiKu Cheril Tanuwijaya sebelumnya mengemukakan bahwa ia belum merekomendasikan BYAN karena saham batu bara masih berada dalam tren bearish tahun ini.
Meski demikian, dia menilai emiten perbankan dengan kapitalisasi pasar jumbo masih memiliki prospek positif. Tingkat suku bunga saat ini masih berada dalam level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir meskipun sudah mencapai puncak dan hal ini menjadi katalis positif bagi emiten perbankan.
“Selain itu, pemulihan ekonomi dan pertumbuhan kredit juga berlanjut,” kata Cheril, Selasa (25/7/2023).
Adapun saham-saham pilihan InvestasiKu mencakup BBRI dan BBNI dengan pertimbangan pertumbuhan yang menarik. Non performing loan (NPL) kedua bank ini dia sebut relatif rendah dan valuasi price to book value (PBV) ia sebut terbilang murah.
“Kami merekomendasikan saham-saham ini dengan target harga Rp6.200 untuk BBRI dan Rp9.500 untuk BBNI,” kata Cheril.
Dia juga mengunggulkan sejumlah saham sensitif suku bunga lainnya pada semester kedua ini seperti TLKM dan GOTO. Tren kenaikan interest rate yang cenderung mereda menjadi katalis bagi emiten-emiten ini. Di sisi lain, euforia Pemilihan Umum 2024 dinilai Cheril bisa menambah kebutuhan data dari emiten telekomunikasi seperti Telkom.