Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.026 Jelang Rapat BI dan The Fed

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat ke level Rp15.026,5 pada perdagangan hari ini, Senin (24/7/2023) jelang RDG BI dan FOMC The Fed.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat ke level Rp15.026,5 pada perdagangan hari ini, Senin (24/7/2023) jelang RDG BI dan FOMC The Fed. Bisnis/Himawan L Nugraha
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat ke level Rp15.026,5 pada perdagangan hari ini, Senin (24/7/2023) jelang RDG BI dan FOMC The Fed. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp15.026,5 pada perdagangan hari ini, Senin (24/7/2023).

Rupiah menguat bersama beberapa mata uang Asia lainnya. Laju rupiah dipengaruhi sentimen rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia dan FOMC The Fed yang berlangsung pekan ini.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,5 persen ke Rp15.026,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,22 persen ke 101,29.

Bersamaan dengan rupiah, yen Jepang naik 0,16 persen, dolar Singapura turun 0,01 persen, dolar Taiwan turun 0,33 persen, won Korea Selatan naik 0,28 persen, dan peso Filipinanaik 0,20 persen.

Kemudian rupee India naik 0,09 persen, yuan China melemah 0,20 persen, ringgit Malaysia turun 0,35 persen, dan baht Thailand turun 0,03 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sentimen datang dari Pemerintah China yang memberikan sinyal tentang lebih banyak dukungan kebijakan, tetapi hal tersebut tidak banyak membantu sentimen yang lemah atas ketidakpastian dari rencana The Fed tentang suku bunga. 

Menurutnya, investor menjadi ragu dan enggan berinvestasi pada aset berisiko karena ketidakpastian atas rencana bank sentral AS terkait suku bunga di masa depan.

Pada hari Rabu, lanjutnya, Bank Sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis points. Namun, belum jelas apakah hal tersebut menandakan adanya kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini, karena inflasi di AS masih cenderung lebih tinggi dari target tahunan.

Sementara itu, Bank Sentral Jepang (BOJ) memberikan sedikit sinyal untuk memperketat kebijakan moneter mereka yang sangat longgar dalam waktu dekat. BOJ diperkirakan akan mempertahankan suku bunga.

Minggu ini, perhatian juga tertuju pada pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis, di mana bank tersebut diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 0,25 persen.

Pasar juga memperhatikan janji pemerintah China untuk memberlakukan lebih banyak langkah mendukung investasi swasta di negara tersebut. Pada hari Senin, Pemerintah China mengumumkan perusahaan swasta akan diizinkan masuk ke sektor transportasi, penerbangan, dan infrastruktur lainnya, serta akan ada kebijakan untuk memudahkan investasi di China. 

Pejabat-pejabat China juga berjanji untuk meningkatkan langkah-langkah likuiditas setelah pertumbuhan ekonomi melambat tajam di kuartal kedua.

Dari dalam negeri, para ekonom memperkiraan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 masih akan bertahan di atas konsensus, yaitu sebesar 5,1 persen. Perkiraan tersebut sejalan dengan hasil produk domestik bruto (PDB) kuartal I/2023 yang lebih kuat dari perkiraan awal.

Konsumsi rumah tangga yang akan terus meningkat di semester II/2023 diperkirakan akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi untuk terus membaik hingga saat ini. Hal tersebut didorong oleh inflasi yang rendah, aktivitas perekonomian yang kembali normal, serta peningkatan belanja pemilu. 

Di samping itu, perkiraan rata-rata inflasi tahun 2023 untuk Indonesia menjadi 3,9 persen dari sebelumnya 4,1 persen, telah mencerminkan inflasi secara ytd yang lebih rendah dari perkiraan, sehingga ekspektasi terkait inflasi makanan akan relatif stabil.

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah bergerak fluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang  Rp15.010-Rp15.080.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper