Bisnis.com, JAKARTA - Bos emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) Susilo Wonowidjojo kembali menyuntikkan dana Rp13 triliun untuk mempercepat pembangunan Bandara Internasional Dhoho di Kediri. Analis melihat tren saham GGRM saat ini masih berada pada fase bullish.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menuturkan GGRM masih berada di tren utama bullish, dengan potensi menuju Rp36.000 per saham, apabila masih bertahan di atas level Rp27.000 untuk jangka menengah.
"Sementara jangka pendek kemungkinan pola konsolidasi masih dapat berlanjut dan ada peluang mengisi ruang di Rp30.700," kata Ivan kepada Bisnis, Jumat (21/7/2023).
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan GGRM menguat 1,9 persen ke level Rp28.425 pada perdagangan kemarin, Kamis (20/7/2023), disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian.
Menurut Herditya, selama GGRM masih mampu bergerak di atas level Rp27.825 sebagai stoplossnya, maka posisi GGRM saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave (iii) dari wave [c].
Target price MNC Sekuritas untuk saham GGRM ada pada level Rp29.225 hingga Rp30.575, dengan stop loss pada level di bawah Rp27.825 per saham.
Baca Juga
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham GGRM ditutup menguat 2,02 persen ke level Rp29.000. Secara YTD, saham GGRM tercatat telah menguat 61,11 persen, dan memiliki kapitalisasi pasar Rp55,8 triliun.
Berdasarkan konsensus analis Bloomberg, sebanyak 14 dari 16 analis merekomendasikan untuk melakukan pembelian terhadap saham GGRM, dengan dua analis merekomendasikan jual saham ini.
Salah satu analis yakni Benny Kurniawan dari JP Morgan bahkan menyematkan rating overweight terhadap saham GGRM, dengan target harga Rp32.500 per saham.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, di akhir Mei lalu GGRM kembali menyuntikkan modal ke anak usahanya PT Surya Dhoho Investama (SDHI) sebesar Rp3 triliun untuk mendukung pembangunan Bandara Dhoho di Kediri.
Dalam transaksi afiliasi, GGRM melakukan pengambilan saham-saham baru yang dikeluarkan SDHI sejumlah 3 juta saham, dengan penyetoran tambahan modal sebesar Rp3 triliun. Dengan demikian, modal ditempatkan dan modal disetor SDHI bertambah menjadi Rp13 triliun dari sebelumnya Rp10 triliun.