Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel menyalip laju saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG).
Pada perdagangan hari ini, Kamis (20/7/2023), saham TOWR turun 0,48 persen dan TBIG naik 0,77 persen. Di sisi lain, saham MTEL mampu naik 1,54 persen atau 10 poin ke Rp660.
Anak usaha Telkom itu, ditransaksikan sebanyak 7.832 kali dengan perkiraan nilai mencapai Rp18,56 miliar. Penguatan itu ditopang oleh fundamental MTEL yang memiliki PER 27,51 kali dan PBVR 1,61 kali.
Berbeda dengan kompetitornya, TBIG yang memiliki PER 33,61 kali dan PBVR 3,80 kali. Begitu pun dengan TOWR PER 17,71 kali dan PBVR 3,51 kali.
Analis Aldiracita Sekuritas Indonesia Selvi Ocktaviani berpendapat aset menara Mitratel sebanyak 36.439 unit dapat memberikan operational expenditure (opex) yang lebih rendah dari para pemain lainnya.
“Peer terdekat di Indonesia adalah TOWR dengan 29.757 menara. Oleh karena portofolio aset menara yang begitu besar, MTEL dapat menuai keuntungan dari skala ekonomi, yang membantu mengurangi biaya perawatan. Beban pendapatan MTEL per menara/bulan turun dari Rp2,9 juta di 2019 menjadi hanya Rp1,2 juta pada kuartal I 2023, lebih rendah dari perusahaan sejenisnya dengan rata-rata Rp1,55 juta/menara/bulan,” tulisnya dalam riset, Selasa (18/7/2023).
Baca Juga
Selvi menambahkan Mitratel memproyeksikan pertumbuhan pendapatan 11 persen pada 2023, sedangkan rekan-rekannya mungkin hanya memberikan pertumbuhan satu digit. Pasalnya, portofolio aset menara MTEL, dengan Telkomsel sebagai anchor tenant dan jangkauan yang luas di luar Jawa mencapai 58 persen dari portofolio akan menarik permintaan kolokasi dari operator telekomunikasi lainnya.
Selain itu, MTEL juga mengambil inisiatif baru untuk mengembangkan Fiber ke Tower (FTTT) dan Power to the Tower (PTTT) untuk mendukung pertumbuhannya. Sebagai anak perusahaan dari Telkom, MTEL memiliki akses ke infrastruktur Telkom. MTEL dapat memasarkan grup Telkom serat optik dengan model bagi hasil 10 persen untuk MTEL dan 90 persen untuk Telkom. Sejak seluruh biaya ditanggung oleh Telkom, bagian MTEL dapat dianggap bersih laba.
Maka itu, Selvi merekomendasikan beli bagi saham MTEL dengan target harga Rp860 per saham.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.