Bisnis.com, JAKARTA - Porsi kepemilikan saham masyarakat (free float) PT Bank CIMB Niaga Tbk.(BNGA) terpantau masih berada pada level minimum. Mengacu pada laporan bulanan registrasi pemegang efek yang dibagikan perseroan, hingga periode Mei 2023 porsi saham free float hanya tercatat di level 6,72 persen dengan total 1,67 miliar (1.673.352.883) saham.
Seiring kondisi tersebut, Vice President Investor Relation Bank CIMB Niaga Teguh Sunyoto mengakui porsi saham free float BNGA yang kecil memang telah sejak lama menjadi perhatian perusahaan.
"Kalau dilihat bank yang ROE-nya seperti kami, biasanya PBV [price to book value] 1x lebih, karena ROE kami sudah dobel digit 15 persen. Nah memang challengenya adalah saham kami tidak terlalu likuid, sehingga PBV kami bisa mencapai ke level maksimalnya yang 1 kali lebih," jelasnya dalam acara Emiten Talk yang diselenggarakan oleh StockBit, dikutip Minggu (9/7/2023).
Sebagai konteks, harga saham BNGA di pasaran adalah Rp1.630 per lembar saham per penutupan Jumat (7/7). Menurut RTI, harga ini merefleksikan rasio PBV 0,87x.PBV adalah rasio harga terhadap nilai buku untuk melihat apakah harga suatu saham masuk kategori murah atau mahal. Makin rendah nilainya, maka harga suatu saham dapat dikategorikan masih undervalued atau terdiskon.
Saat ini, porsi utama saham BNGA masih digenggam oleh CIMB Group SDN-BHD-Trading dengan porsi kepemilikan hingga Juni 2023 sebesar 92,5 persen.
Porsi kepemilikan CIMB Group tersebut terus meningkat dibandingkan posisi pada Mei 2023 sebesar 91,48 persen dengan jumlah saham digenggam sebanyak 22,99 miliar (22.991.336.581) saham.
Baca Juga
Adapun, saat ditanyai mengenai aksi perseroan ke depan guna menyikapi hal tersebut, Teguh menjelaskan bahwa isu ini menjadi ranah pemegang saham mayoritas.
"So far sih kami internally belum ada informasi apakah mereka [CIMB Group] akan menaikkan [free float] atau tidak. Kalau mereka mau menaikkan sih kami happy, artinya pekerjaan investor relation akan nambah lagi. Cuma sampai saat ini belum ada," pungkas Teguh.
----
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.