Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Pekan Depan Diprediksi Sideways, Simak Katalisnya

IHSG pekan depan diproyeksi bergerak sideways pada rentang 6.690-6.780. Meski begitu, sejumlah saham mendapatkan katalis positif dari momentum Pemilu 2024.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan depan 10-14 Juli 2023 diproyeksikan akan bergerak sideways pada rentang 6.690-6.780 setelah ditutup terkoreksi pada akhir pekan ini. Meski demikian, saham sektor konsumer primer dan non-primer mendapatkan katalis positif dari menggeliatnya konsumsi domestik jelang Pemilu 2024.

Pada perdagangan Jumat, (7/7/2023), IHSG ditutup terkoreksi 0,60 persen  ke 6.716,45. Meski demikian, sepanjang pekan ini atau periode 3-7 Juli 2023, IHSG menguat 0,82 persen dari posisi 6.661,87 pada pekan sebelumnya.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan, sepanjang semester I/2023, pergerakan IHSG melemah -2,68 persen. Penopang pergerakan IHSG pada periode tersebut adalah saham-saham big caps.

"IHSG pada pekan depan periode 10-14 Juli 2023 diproyeksikan bergerak sideways cenderung menguat dalam range 6.690-6.780," ujar Ratih dalam riset dikutip Minggu, (9/7/2023).

Beberapa sektor yang mengalami performa moncer yaitu sektor perbankan, barang konsumen primer, barang konsumen non-primer, transportasi dan telekomunikasi. Sedangkan sektor dengan performa lesu yakni energi dan material dasar.

Menurut Ratih, saham di sektor konsumen primer menarik di tengah landainya harga komoditas sebagai bahan baku. Sektor konsumer primer dan non-primer mendapatkan katalis positif dari menggeliatnya konsumsi domestik jelang periode Pemilu 2024, di mana konsumsi di sektor riil cenderung meningkat.

Kedua sektor tersebut turut diuntungkan dengan terapresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pasalnya sebagai besar komponen di segmen ritel dan primer cenderung impor, sehingga selisih kurs dapat diminimalisir dan berdampak pada kenaikan margin laba.

Kokohnya permintaan domestik tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada periode Mei 2023 di level 128,3, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 126,1.

Sejalan dengan itu, angka inflasi tahunan pada Juni 2023 di level 3,52 persen atau sesuai dengan target Bank Indonesia (BI) sebesar 2 hingga 4 persen, sehingga memberikan booster bagi kokohnya daya beli masyarakat.

"Secara bersamaan, sektor transportasi menjadi sektor yang memiliki kinerja apik di paruh pertama 2023, hal ini didorong oleh turunnya harga bahan bakar di tengah naiknya tarif angkutan akibat lonjakan permintaan," katanya.

Selain itu, menurutnya sektor telekomunikasi juga menarik terkait aksi integrasi anak usaha, seperti Fixed–Mobile Convergence (FMC) dari beberapa emiten disinyalir dapat memotong beban operasi dan meningkatkan market share. Adapun konektivitas dan penetrasi internet yang terus tumbuh memperlebar Average Revenue Per User (ARPU) emiten telekomunikasi.

Di lain sisi, menurutnya sektor yang performanya kurang signifikan yaitu sektor energi dan barang baku. Melemah sektor energi diakibatkan turunnya harga komoditas batu bara, serta minyak dan gas (migas), serta lesunya ekonomi global.

Misalnya batu bara, telah mengalami penurunan yang signifikan hingga level US$141 per ton pada Jumat, (7/7/2023) atau terkoreksi -68,6 persen jika dibandingkan dengan puncaknya di semester III/2022 pada level US$450 per ton.

Suku bunga tinggi di negara maju, seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS) menekan industri manufaktur karena turunnya permintaan. Sedangkan ekonomi China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia juga masih belum pulih. Hal ini tercermin dari Indeks PMI manufaktur periode Juni 2023 di Kawasan Eropa, AS, China masih berada di zona kontraksi.

Namun, pada perdagangan awal Juli 2023, sektor energi dan barang baku sedikit mengalami penguatan. Misalnya, sektor energi dan barang baku pada perdagangan 3-7 Juli 2023 terapresiasi masing-masing +4,57 persen dan +3,32 persen.

Katalis yang mempengaruhi sektor barang baku, yaitu stimulus dari pemerintah Indonesia untuk segmen properti terkait relaksasi PPN 11 persen untuk rumah bersubsidi yang tertuang dalam PMK 60/PMK.010/2023. Peraturan ini akan berdampak positif ke sektor barang baku, khususnya semen dan metal mining dan berpotensi menarik investor asing.

"Jika dilihat secara global, belum ada katalis signifikan yang menjadi asa pergerakan sektor barang baku, terlebih sektor energi di tengah masih kuatnya potensi kebijakan moneter hawkish dari beberapa negara maju hingga di akhir tahun 2023," pungkasnya.

Berikut Rekomendasi Saham Ajaib Sekuritas Pekan Depan:

  • (Buy) EXCL di area Rp2.060 dengan target harga pada resistance di level Rp2.150 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.950.
  • (Buy) SMGR di area Rp6.400 dengan target harga pada resistance di level Rp6.650 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp6.150.
  • (Buy) MAPI di area Rp1.760 dengan target harga pada resistance di level Rp1.850 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.700.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper