Bisnis.com, JAKARTA - Emiten CPO Grup Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) mengatakan telah menyerap belanja modal sebesar Rp186 miliar hingga kuartal I/2023. Belanja modal ini sebagian besar digunakan untuk replanting dan pemeliharaan.
Direktur Astra Agro Lestari Mario Casimirus Surung Gultom mengatakan pihaknya telah menyerap belanja modal Rp186 miliar hingga kuartal I/2023, dari anggaran Rp1,2 triliun hingga Rp1,5 triliun.
"Biasanya capex paling banyak untuk replanting dan pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan. Selain itu juga untuk refreshment mesin-mesin dan infrastruktur," kata Mario pada Workshop Wartawan Pasar Modal di Gedung Astra, Jakarta, Rabu (5/7/2023).
Mario melanjutkan, realisasi belanja modal ini turun 12,2 persen apabila dibandingkan dengan kuartal I/2022 lalu yang sebesar Rp212 miliar. Dia menjelaskan, penurunan belanja modal ini akibat kontrak CPO yang lebih rendah.
Sebelumnya, Presiden Direktur Astra Agro Lestari Santosa mengatakan target area perkebunan yang menjadi sasaran peremajaan atau replanting AALI berkisar 5.000 hektare (ha) sampai 6.000 ha. Adapun total perkebunan belum menghasilkan AALI sejauh ini mencapai 21.879 ha.
Menurutnya, peremajaan perkebunan usia tua merupakan salah satu upaya AALI untuk menjaga keseimbangan produktivitas kebun secara kumulatif. Sebagaimana diketahui, AALI telah berkomitmen untuk berhenti melakukan ekspansi dengan pembukaan area perkebunan baru sejak 2015.
Baca Juga
Selain dengan peningkatan produktivitas melalui peremajaan tanam usia tua, ekspansi AALI juga mencakup akuisisi lahan milik perkebunan sawit lain.
Akan tetapi, Santosa menuturkan pada 2023 AALI tidak berencana untuk melakukan akuisisi kebun baru.
Adapun sepanjang 2022, produksi minyak sawit mentah AALI mencapai 1,30 juta ton atau turun 11,5 persen dibandingkan dengan 1,47 juta ton pada 2021.
Penurunan ini tidak lepas dari berkurangnya pembelian tandan buah segar (TBS) eksternal sebesar 20,8 persen menjadi 2,59 juta ton. Begitu pula produksi TBS kebun inti dan kebun plasma sebesar 1,2 persen menjadi 4,27 juta ton.