Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Naik ke 6.688 Usai Rilis Data Inflasi, Saham BMRI-UNVR Cuan

IHSG ditutup menguat ke level 6.688,38 usai Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi menjadi 3,52 persen pada Juni 2023.
IHSG ditutup menguat ke level 6.688,38 usai Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi menjadi 3,52 persen pada Juni 2023. Bisnis/Suselo Jati
IHSG ditutup menguat ke level 6.688,38 usai Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi menjadi 3,52 persen pada Juni 2023. Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 6.688,38 usai Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi menjadi 3,52 persen secara year-on-year (YoY) periode Juni 2023 pada Senin (3/7/2023). Saham BMRI, TPIA, ICBP, dan UNVR memimpin penguatan big caps hari ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat 0,4 persen ke level 6.688,38 pada hari ini. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak pada rentang 6.661,87 sampai 6.695,22.

Sebanyak 301 saham menguat, 218 saham terkoreksi, dan 224 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp9.536

Dari jajaran saham berkapitalisasi pasar besar atau big caps PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memimpin penguatan dengan naik 2,88 persen ke level Rp5.350. Di susul oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang naik 2,38 persen ke level Rp2.150.

Berikutnya, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) menguat 2,21 persen ke level Rp11.575. Lalu, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) naik 1,17 persen ke level Rp4.310.

Beberapa saham big caps lainnya yang menguat adalah BYAN, BBRI, BBNI, dan ASII. Masing-masing menguat 0,97 persen, 0,92 persen, 0,82 persen, dan 0,74 persen.

Adapun, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menjadi satu-satunya saham yang stagnan pada hari ini. Sementara PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi satu-satunya saham yang yang terkoreksi dengan turun 0,82 persen ke level Rp9.075.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus meprediksi IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan resistance di 6.627-6.685.

Dia menuturkan sentimen akan datang dari Bank Sentral AS, dengan Jerome Powell yang yang mengatakan tingkat suku bunga kemungkinan besar masih akan diperlukan untuk menurunkan inflasi pada target The Fed, yaitu 2 persen.

Powell menyebut tekanan masih datang dari Inflasi yang masih tinggi dan proses untuk mengembalikan Inflasi kepada target 2 persen, masih jauh dari proses.

"Kata kata Powell, sedikit banyak menggambarkan bahwa kenaikkan tingkat suku bunga setidaknya akan terjadi 2 kali hingga akhir tahun, dan tidak menutup kemungkinan tingkat suku bunga akan naik lebih dari 2 kali pada tahun ini. Meskipun Inflasi mengalami penurunan yang cukup baik menurut kami, tapi ternyata tidak cukup baik bagi The Fed," kata Nico dalam risetnya, Senin (3/7/2023).

Sementara dari dalam negeri, sentimen datang dari IMF dalam mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan pemulihan yang baik setelah pandemi Covid-19. IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami moderasi di kisaran 5 persen pada 2023.

Akan tetapi, IMF juga memberikan catatan yang dapat memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, agar Indonesia tidak terlena. IMF menyampaikan ekonomi Indonesia dapat tumbuh melambat hal ini dipengaruhi lesunya permintaan dari mitra dagang Indonesia, lesunya pasar tenaga kerja Indonesia, dipastikan akan meredam akibat adanya tekanan inflasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,14 persen pada Juni 2023 (month-to-month/mtm). Capaian tersebut membuat angka inflasi dari tahun ke tahun (year-on-year/yoy) menjadi 3,52 persen jika dibandingkan dengan Juni 2022.

"Inflasi bulanan pada Juni 2023 sebesar 0,14 persen secara bulan ke bulan atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 114,84 pada Mei 2023 menjadi 115,00 pada Juni 2023," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini, Senin (3/7/2023).

Sementara secara tahunan, terjadi inflasi sebesar 3,52 persen dan secara tahun kalender (year-to-date/ytd) inflasi sebesar 1,24 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper