Bisnis.com, JAKARTA – Reksa dana berbasis efek syariah disebut masih memiliki potensi cerah di semester II meski saat ini kalah dengan reksa dana berbasis efek konvensional. Manajer investasi mulai melirik sektor kebal pemilu 2024 sebagai portofolionya.
Direktur Utama Infovesta Utama Parto Kawito mengatakan manager investasi reksa dana syariah dapat memanfaatkan momentum pemilu untuk meracik komposisi investasinya dengan memasukkan saham-saham ritel, telekomunikasi dan saham-saham konsumer syariah lainnya.
“Saat ini kan memang reksa dana syariah masih kalah, karena memang tidak boleh investasi di bank besar seperti BBCA dan BBRI. Padahal saham itu yang saat ini naik,” katanya menjawab pertanyaan Bisnis, dikutip Minggu (2/7/2023).
Parto mengatakan Manager Investasi dapat melakukan strategi racikan reksa dana syariah dengan memasukkan saham-saham yang akan bergejolak saat pemilu 2024. Hal tersebut juga didukung oleh optimisme Parto terhadap indeks komposit yang mampu tembus 7.300 di semester II/2023.
Naiknya indeks komposit, kata Parto, akan ditopang oleh saham-saham terkait pemilu sepeti saham emiten ritel, telekomunikasi dan konsumer.
“Reksa dana syariah akan memberikan prospek cerah jangka panjang. Terutama yang berbasis saham, hal tersebut karena kinerja akan berpengaruh terhadap momentum saham underlying-nya,” jelas Parto.
Baca Juga
Berdasarkan data pada website Pasardana per 30 Mei 2023 dari 38 produk reksa dana berbasis syariah, 12 masih memberikan return negatif secara year to date, sementara itu 22 produk mampu memberikan imbal hasil yang positif sementara empat masih merupakan produk anyar.
Posisi pertama yaitu Batavia Tecnology Sharia Equity USD jenis saham kategori syariah yang mencatatkan return sebesar 30,17 persen secara year to date. Disusul oleh Reksa Dana Syariah Bahana USD Global Sharia Equities jenis reksa dana global kategori syariah yang memiliki return 20,34 persen secara year to date.
Sementara itu di posisi terbawah ada Phinnacle Indonesia Sharia Equity Fund jenis saham kategori syariah yang anjlok 30,60 persen. Kemudian Syariah Capital Sharia Equity jenis saham kategori syariah turun 21,93 persen.