Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana Pendapatan Tetap Jadi Primadona, Intip Prospeknya di Paruh Kedua 2023

Reksa dana pendapatan tetap menjadi primadona sepanjang semester I/2023 setelah mencatatkan kinerja positif secara YtD. Bagaimana prospeknya pada semester II?
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja reksa dana semakin membaik menjelang akhir semester I/2023 dengan reksa dana pendapatan tetap menjadi primadona. Hal tersebut diprediksi akan berlanjut pada semester II/2023.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, sepanjang semester pertama tahun ini reksa dana pendapatan tetap masih jadi pilihan nomor wahid dengan rerata kenaikan mencapai 3,52 persen year-to-date (ytd), unggul atas reksa dana pasar uang yang naik 1,91 persen ytd. Sementara itu reksa dana saham justru paling lesu dengan penurunan kinerja 1,97 persen ytd.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan reksa dana pendapatan tetap (fixed income) mampu menjadi primadona pada paruh kedua tahun ini dari kemungkinan jeda kenaikan suku bunga dari Bank Indonesia.

"Reksa dana pendapatan tetap bisa diuntungkan dengan kemungkinan BI akan menahan suku bunga hingga akhir tahun dan inflasi yang terkendali. Di sisi lain, kenaikan harga sudah cukup tinggi sehingga kalaupun naik, kemungkinan tidak sebanyak semester I/2023," kata Rudiyanto kepada Bisnis, dikutip Sabtu (1/7/2023).

Sementara untuk prospek reksa dana saham, kendati masih masih tertekan, instrumen tersebut masih memiliki peluang untuk rebound pada paruh kedua tahun ini.

Investment Analyst Infovesta Capital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan reksa dana saham memiliki peluang cukup moderat untuk membalikkan kinerja negatif di tengah harapan indeks komposit akan melaju. Akan tetapi, volatilitasnya masih akan tinggi dipengaruhi berbagai sentimen global.

"Reksa dana saham ada peluang untuk rebound, namun memang volatilitas masih akan tinggi, mengingat The Fed dan bank sentral utama dunia lainnya masih akan menaikkan suku bunga acuan demi meredam tingkat inflasi," ujar Fajar kepada Bisnis belum lama ini.

Sebagaimana diketahui, Federal Reserve memberi sinyal akan menaikkan suku bunga hingga dua kali lagi pada semester II/2023. Hal tersebut menyiratkan bahwa para pejabat The Fed memperkirakan dua kali kenaikan suku bunga sebesar 25 bps atau satu kali kenaikan 50 bps sebelum akhir tahun.

Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu sentimen positif dalam negeri untuk pasar saham adalah momen kampanye menjelang pemilu. Sedangkan untuk reksa dana pendapatan tetap diproyeksi masih akan mengalami penguatan, seiring tren melambatnya ekonomi global.

"Perlambatan ekonomi global membuat yield obligasi turun, dan mulai stabilnya pasar keuangan di Asia, sehingga mendorong minat investor asing untuk masuk, di tengah real yield yang masih atraktif," jelasnya.

Pelemahan reksa dana saham cukup beralasan, Pasalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih loyo di kisaran 6.600-an berdampak pada kinerja reksa dana saham yang merana sepanjang tahun berjalan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Selasa, (27/6/2023) atau hari terakhir semester I/2023, IHSG ditutup terkoreksi 0,04 persen dan parkir di level 6.661,88.

Menurut Fajar, di tengah volatilitas yang masih akan tinggi, dan peluang reksa dana pendapatan tetap yang masih positif, maka manajer investasi (MI) diproyeksi masih akan mengandalkan reksa dana pendapatan tetap dan juga reksa dana berbasis indeks, mengingat beberapa indeks ada yang mencatatkan imbal hasil positif.

"Bagi investor, masih perlu memperbanyak kas dan mengoleksi pendapatan tetap, mengingat potensi imbal hasilnya masih akan positif, setidaknya hingga tahun depan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper