Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat setelah laporan pemerintah AS menunjukkan stok nasional turun paling banyak dalam dua bulan atau melampaui ekspektasi pasar.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus menguat 2,75 persen menjadi menetap pada US$69,56 per barel di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan Rabu (28/6/2023) waktu setempat.
Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus melonjak 2,45 persen, menjadi ditutup pada US$74,03 per barel di London ICE Futures Exchange.
Mengutip Bloomberg, Kamis (29/6/2023), berdasarkan data Administrasi Informasi Energi, stok minyak mentah AS turun 9,6 juta barel pekan lalu. Menambah sentimen bullish harga minyak, permintaan bensin naik ke level tertinggi sejak Desember 2021 dengan rata-rata empat minggu.
"Meskipun pasar fisik ketat, minyak telah tertekan oleh sentimen. Minggu ini, pasar mendapatkan respons logis terhadap inventaris fisik. Pasar mungkin terbangun dengan fakta bahwa pasar cukup ketat,” kata Matt Sallee, manajer portofolio di Tortoise.
Sementara beberapa pedagang berharap dorongan permintaan musim panas untuk merevitalisasi harga minyak, WTI berada di jalur untuk penurunan kuartalan berturut-turut pertama sejak 2019, karena pemulihan ekonomi yang lamban dari Tiongkok dan kenaikan suku bunga yang agresif dari Federal Reserve AS.
Baca Juga
Ekspor Rusia yang tangguh telah menambah tekanan. Harga minyak sebagian besar telah memantul atau rangebound sejak awal Mei 2023, tetapi sering berayun dengan cepat dalam rentang tersebut
Pada bagian lain, OPEC telah menahan akses media untuk wartawan dari Reuters, Bloomberg dan Wall Street Journal dalam hal meliput pertemuan CEO industri minyak dengan menteri energi dari OPEC dan sekutunya.
Ketiga organisasi media tersebut adalah salah satu pemasok berita dan informasi keuangan terkemuka di dunia. Mereka bersaing untuk meliput berita secara real time dari acara seperti pertemuan OPEC+, yang dapat berdampak material pada harga minyak dan biaya energi global.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, termasuk produsen minyak utama Arab Saudi dan Rusia. OPEC+ memompa lebih dari 40 persen pasokan minyak dunia.
OPEC menolak mengomentari mengapa wartawan dari tiga organisasi media tidak diundang untuk meliput seminar yang diselenggarakan OPEC pada 5-6 Juli di Wina.