Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Beragam, Investor Tenang Jelang Akhir Semester I/2023

Pelemahan saham-saham produsen chip mengimbangi penguatan saham-saham raksasa teknologi seperti Apple Inc. dan Microsoft Corp.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (28/6/2023) waktu setempat dengan Nasdaq parkir di zona hijau. Para investor merespons sinyal hawkish Ketua Federal Reserve Jerome Powell dengan tenang.

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (29/6/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,22 persen atau 74,08 poin ke 33.852,66, S&P 500 melemah tipis 0,04 persen atau 1,55 poin ke 4.376,86, dan Nasdaq naik 0,27 persen atau 36,08 poin ke 13.591,75.

Pelemahan pada saham-saham produsen chip mengimbangi penguatan saham-saham raksasa teknologi seperti Apple Inc. dan Microsoft Corp.

Setelah bel penutupan perdagangan, saham-saham Bank of America Corp. dan Wells Fargo & Co. memimpin keuntungan di sektor perusahaan keuangan karena para bank terbesar ini lulus stress test tahunan Federal Reserve.

“Posisi akhir kuartal dapat mendorong volatilitas hingga akhir minggu ini. Investor semakin memprediksi kondisi ekonomi yang soft landing. Percepatan kembali pendapatan akan diperlukan untuk mendorong fase selanjutnya dari pergerakan pasar,” kata Mark Hackett, kepala riset investasi Nationwide.

Taruhan pelaku pasar swap pada pengetatan moneter lebih lanjut hampir tidak bergerak setelah Kepala The Fed Jerome Powell meremehkan kemungkinan resesi dengan memberi sinyal bahwa pejabat Bank Sentral dapat menaikkan suku bunga untuk dua pertemuan berturut-turut jika diperlukan.

Sementara itu, analis Barclays Plc. menilai manajer investasi reksa dana membeli saham untuk pertama kalinya sejak Februari 2023 dalam sebulan terakhir karena kondisi fear of missing out (FOMO) melebihi kekhawatiran ekonomi.

"FOMO telah melihat pasar bearish yang frustrasi berubah menjadi bullish. Perlu dicatat bahwa saham-saham dibeli meskipun prospek ekonomi dan pasar negatif bagi sebagian besar investor,” tulis analis Barclays Plc yang dipimpin oleh Emmanuel Cau.

Sementara itu, BlackRock Inc. menilai bullish untuk sektor kecerdasan buatan (AI) di tengah reli yang menempatkan Nasdaq 100 pada kecepatan untuk paruh pertama tahun terbaiknya.

“Kekuatan besar seperti AI dapat menjadi pendorong pengembalian yang besar bahkan ketika lingkungan makro tidak mendukung. Investor jangka panjang dapat mengatasi beberapa kesulitan jangka pendek,” tulis para ahli strategi BlackRock Inc. termasuk Jean Boivin, Wei Li, dan Vivek Paul.

Dalam berita perusahaan lainnya, saham General Mills Inc. jatuh setelah produsen makanan tersebut memberikan panduan yang menunjukkan kenaikan harga tidak akan lagi menutupi penjualan yang melambat karena pembeli tertekan akibat inflasi mengurangi pengeluaran. Saham Netflix Inc. pun naik karena bank investasi Oppenheimer menaikkan target harga saham streaming service tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper