Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebelum Beli Reksa Dana Pendapatan Tetap, Cek Dulu Fakta Ini

Tingkat suku bunga, perubahan kebijakan moneter, dan kondisi ekonomi dapat memengaruhi kinerja reksa dana pendapatan tetap.
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja reksa dana diperkirakan masih akan bergerak di zona positif pada paruh kedua tahun ini. Sejumlah faktor akan memengaruhi pergerakannya. 

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, sepanjang semester pertama tahun ini reksa dana pendapatan tetap (fixed income) menjadi jawara dalam segi return dengan rerata kenaikan mencapai 3,52 persen year-to-date (ytd). 

Capaian tersebut unggul atas reksa dana pasar uang yang naik 1,91 persen ytd. Sementara itu reksa dana saham justru paling lesu dengan penurunan kinerja 1,97 persen ytd. 

CEO Pinnacle Investment Guntur Putra mengatakan peluang kinerja reksa dana secara keseluruhan pada semester II/2023 masih cukup baik, terutama di reksa dana berbasis pendapatan tetap dan saham. 

"Tetapi sekali lagi kondisi pasar global sangat dinamis dan potensi kinerja reksa dana masih sangat bergantung pada kondisi pasar dan kinerja aset yang mendasarinya. Setiap jenis reksa dana memiliki potensi yang berbeda-beda, tapi pada umumnya secara keseluruhan masih cukup baik," katanya kepada Bisnis, dikutip Rabu (28/6/2023).  

Adapun, menonjolnya kinerja suatu reksa dana juga bergantung dari tujuan investasi dan juga profil risiko masing-masing investor, karena setiap kelas aset memiliki karakteristik kinerja dan risiko yang berbeda juga. 

"Meskipun masih diminati, reksa dana pendapatan tetap tidak selalu menjadi primadona. Tingkat suku bunga, perubahan kebijakan moneter, dan kondisi ekonomi dapat memengaruhi kinerja reksa dana pendapatan tetap. Investor harus memperhatikan faktor-faktor tersebut serta diversifikasi portofolio mereka," tegasnya. 

Di samping itu, peluang reksa dana saham untuk pulih menjadi positif di tengah harapan IHSG akan kembali naik juga tergantung pada fundamental para emiten. Pada akhirnya, kondisi perekonomian dan global makro secara keseluruhan turut menentukan.  

Guntur mengatakan, investor perlu mempertimbangkan potensi pertumbuhan perusahaan dan kondisi pasar saham secara keseluruhan pada semester II/2023. Lebih penting lagi, peluang reksa dana saham untuk rebound juga bergantung dari strategi dari masing-masing reksa dana yang diracik oleh para manajer investasi.

Secara keseluruhan, kata Guntur, pada semester kedua pasar saham akan memiliki potensi untuk mencatatkan kinerja yang positif, namun investor juga perlu waspada terhadap faktor-faktor risiko untuk berinvestasi di reksa dana berbasis saham melihat kondisi pasar juga sangat dinamis dan volatilitas yang tinggi. 

Untuk mendorong kinerja reksa dana yang dikelola, CEO Pinnacle ituuu mengatakan strategi manajer investasi bisa menerapkan strategi fundamental yang lebih mendalam, melakukan diversifikasi portofolio, mengoptimalkan alokasi aset, atau memanfaatkan strategi perdagangan aktif. 

"Di Pinnacle kami menerapkan strategi kuantitatif dengan manajemen risiko yang terukur. Setiap manajer investasi memiliki pendekatan yang berbeda, penting bagi investor untuk memahami strategi yang digunakan oleh manajer investasi yang mereka pilih," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper