Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan nikel milik taipan Lim Hariyanto, PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, Rabu, (28/6/2023). Tentunya, investor mengharapkan guyuran dividen pada RUPS hari ini.
Sebagaimana diketahui, NCKL baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sekitar dua bulan lalu, atau tepatnya pada 12 April 2023. Meski demikian, perseroan tetap berkomitmen untuk membagikan dividen.
Berdasarkan prospektus IPO, NCKL memiliki kebijakan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham minimal 30 persen dari laba bersih setiap tahunnya.
"Kebijakan perseroan adalah membayar dividen kepada pemegang saham minimum 30 persen dari laba bersih setiap tahun," tulis manajemen NCKL dalam prospektus IPO dikutip Rabu, (28/6/2023).
Manajemen NCKL mengatakan, pembagian dividen akan tergantung pada arus kas dan rencana investasi perseroan. Sehingga, perseroan dapat meninjau kembali dan mengubah kebijakan dividen sesuai kinerja keuangan dari waktu ke waktu.
Adapun, NCKL mengatakan telah membagikan dividen kepada pemegang sahamnya sejak tahun 2012. Lantas, berapa dividen minimum yang akan diterima pemegang saham NCKL tahun ini?
Baca Juga
Menilik laporan keuangannya, NCKl membukukan laba bersih Rp4,58 triliun pada 2022 atau naik 120,95 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan laba bersih 2021 sebesar Rp2,07 triliun.
Alhasil, jika dikalkulasikan, total dividen yang akan dibagikan NCKL minimum sebesar Rp1,37 triliun atau setara 30 persen dari laba bersih 2022.
Jika dibagikan dengan jumlah saham yang beredar sebanyak 63,09 miliar saham, maka dividen per saham yang akan diterima pemegang saham serendah-rendahnya Rp21,81 per saham.
Sementara itu, penjualan ekspor NCKL sebesar Rp7,10 triliun atau merosot 9,62 persen yoy dibanding 2021 sebesar Rp7,86 triliun. Sedangkan penjualan domestik melejit 572,5 persen yoy menjadi Rp2,46 triliun pada 2022 dibanding tahun sebelumnyaa Rp365,91 miliar.
Salah satu faktor melejitnya penjualan domestik perseroan disebabkan karena NCKL bertekad menjadi pionir di industri nikel dengan terus membangun fasilitas smelter nikel untuk hilirisasi.
Berdasarkan laman resmi perseroan, Harita Nickel melalui unit usahanya PT Halmahera Persada Lygend (HPL) meresmikan operasi produksi nikel sulfat pertama di Indonesia sekaligus terbesar di dunia yang berlokasi di di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, pada Rabu, 31 Mei 2023.
Pabrik nikel sulfat tersebut memiliki kapasitas hingga hingga mencapai 240.000 metrik ton per tahun dengan kandungan logam nikel sebesar 54.000 ton per tahun yang ditargetkan dapat tercapai pada pertengahan kuartal kedua tahun ini.