Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Diprediksi Bisa 7.100 pada Semester II/2023, Cek Katalisnya

Gerak IHSG pada semester II akan memiliki setidaknya empat sentimen dengan mayoritas dipengaruhi oleh sentimen pemilu.
Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mampu bergerak hingga 7.100 pada semester II/2023 dengan sektor terkait pemilu menjadi tulang punggung penggerak indeks komposit. 

Head of Research NH Korindo Liza Camelia Suryanata memproyeksikan IHSG pada paruh kedua dapat bergerak ke posisi 7.000 hingga 7.100, tetapi dia kurang yakin dapat ditutup di area all time high 7.300-7.400. 

IHSG diproyeksi bullish namun relatif sideways, tapi tidak terlihat potensi bearish terlalu dalam,” katanya kepada Bisnis, Selasa (27/6/2023). 

Liza menjelaskan gerak IHSG pada semester II akan memiliki setidaknya empat sentimen dengan mayoritas dipengaruhi oleh sentimen pemilu. Hal tersebut disebabkan hajatan 5 tahun sekali itu akan meningkatkan belanja pemerintah dan konsumsi rumah tangga. 

Pada pemilu 2024, Liza memproyeksikan nilai kampanye yang lebih besar dari sebelumnya karena calon-calon yang akan maju tidak ada yang berasal dari petahana. Dana yang dihabiskan untuk kampanye juga akan lebih banyak. 

Sentimen kedua adalah perekonomian China yang kembali bergerak makin cepat setelah Bank Central China memotong suku bunga jangka pendek dan jangka panjang. 

Ketiga, sentimen positif terkendalinya inflasi AS dan Eropa, turunnya tingkat inflasi tersebut menunjukkan adanya tanda-tanda tren kenaikan suku bunga yang mendekati akhir di kuartal IV/2023. “ Sentimen terakhir, stabilitas geopolitik,” lanjutnya. 

Kemudian IHSG juga tidak lepas dari beberapa risiko yang membayangi pada semester II ini. Salah satunya adalah munculnya kasus guncangan sektor perbankan di negara-negara barat. Selanjutnya adalah instabilitas geopolitik dunia meskipun geopolitik ini memiliki dua sisi. Instabilitas bisa jadi keuntungan bagi market Indonesia secara karakteristik pasar saham adalah commodity-driven. 

“Risiko lain adalah adanya capital outflow yang lari ke pasar negara lain dan menjauhi pasar Indonesia,” jelasnya. 

Liza juga mengatakan risiko melemahnya nilai tukar rupiah karena tren naik suku bunga AS sepertinya masih akan berlangsung setidaknya 2x lagi tahun ini, seraya memperhatikan dampaknya pada tingkat inflasi AS.

Pada penutupan perdagangan Selasa (27/6/2023), IHSG ditutup ke posisi 6.661,87. Posisi ini terkoreksi 0,04 persen atau turun 2,78 poin. Selama perdagangan IHSG sempat bergerak hijau di rentang 6.679,62 hingga 6.652,90. 

Sebanyak 260 saham ditutup hijau, 270 saham ditutup merah dan 215 ditutup stagnan. Sementara itu kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp9.491,84 triliun. Secara year to date, IHSG telah turun sebesar 2,76 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper