Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pelayaran, PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk. (ELPI) mengumumkan ekspansi di bidang transhipment dengan mengakuisisi PT Samudera Luas Sejahtera Abadi (SLSA).
"Setelah RUPSTLB kami langsung tancap gas, ELPI mengakuisisi perusahaan yaitu SLSA. Alhamdulillah tahun ini setelah mendapatkan persetujuan RUPSTLB kami saat ini berhasil ekspansi bisnis di bidang transhipment," kata Wawan Heri Purnomo, Corporate Secretary ELPI dalam keterangan pers, dikutip Selasa (27/6/2023).
Setelah diakuisisi, SLSA akan menjadi entitas anak yang khusus menjalankan bulk and transhipment, setelah sebelumnya tahun lalu ELPI juga berhasil menjalankan bisnis di bidang tug and barge melalui entitas anak PT ELPI Nusantara Armada (ENA).
Adapun, akusisi SLSA juga sebagai implementasi rencana strategis Perseroan yaitu untuk pelatihan dan pengembangan, overseas shipping offshore dan bulk and transhipment.
"Dalam waktu dekat dekat ELPI berencana melakukan pembelian satu unit kapal Mother Vessel Supramax Size yang akan segera diserahterimakan estimasi bulan Juli tahun ini," sambungnya.
Direktur SLSA Rachmat Tri Jaya menambahkan, pihaknya sangat antusias atas rencana ELPI pada SLSA, karena saat ini SLSA berhasil mendapatkan kontrak jangka panjang selama 10 (sepuluh) tahun dengan PT Bumi Nusantara Jaya dengan nilai kontrak seluruhnya sekitar lebih dari Rp1,3 triliun.
Baca Juga
"Jadi begitu kapal tiba di Indonesia langsung on hire pengangkutan batu bara sekitar 1,1jt metrik ton per tahunnya," ungkapnya.
Terkait dana pembelian sebesar US$10,75 juta, Rachmat menjelaskan bahwa untuk pembelian Mother Vessel tersebut didapatkan dari Kredit Investasi dari Bank OCBC-NISP.
"SLSA mendapatkan kredit investasi dengan plafond sebesar Rp154,70 miliar. Plafond tersebut yang akan kami alokasikan untuk pengadaan kapal, docking dan pengadaan suku cadang material Mother Vessel." detail Rachmat.
Adapun, pembelian kapal MV Supramax tersebut diestimasi sudah dapat diterima pada Juli mendatang. Kapal tersebut kemudian akan segera melakukan operasional dari Kalimantan Selatan ke Sulawesi Tengah dan Halmahera dengan kapasitas 53.000 death weight tonnage.
Enterprise Banking Business Head OCBC NISP Irmayanti Tanoto menambahkan, OCBC-NISP dapat memberikan kredit ini karena yakin alokasi penggunaan dana valid, likuid dan didukung oleh portofolio dari pemegang sahamnya diantaranya ELPI. Selain itu, penggunaan dana tersebut bagi dinilai jelas serta telah terdapat kontrak jangka panjang.
"Kami melihat peluang bisnis di kemaritiman sangat besar dan dapat diandalkan dalam proses kredit dimana hal tersebut sejalan dengan salah satu minat kredit kita di bidang logistik secara menyeluruh. Terlebih lagi Indonesia merupakan negara kepulauan yang tentunya logistik kemaritiman sangat membutuhkan kerjasama perbankan dan pelaku bisnis," imbuh Irmayanti.
Atas kredit investasi SLSA tersebut, diharapkan berdampak positif bagi penambahan pendaptan ELPI, eksplorasi dan ekspansi bisnis semakin berkembang dari drilling dan offshore support service merambah ke tug & barge hingga saat ini ke transhipment, pemenuhan kewajiban atas kredit investasi dapat dipenuhi sendiri dari SLSA dari kontrak selama 10 tahun.