Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Bisnis-27 dibuka melemah pada perdagangan Jumat (23/6/2023) setelah Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahanakan suku bunga acuan di level 5,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 21–22 Juni 2023.
Indeks hasil kerja sama dengan Bisnis Indonesia itu terkoreksi 0,16 persen ke 585,53 atau turun 0,92 poin sampai pukul 09.01 WIB dan sempat mencapai level tertinggu di 586,64. Dari 27 konstituen, terdapat 14 emiten yang menguat, 3 stagnan, dan sisanya 10 perusahaan mengawali perdagangan di zona merah.
Saham-saham yang justru mendulang kenaikan saat indeks turun adalah PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) yang menguat 1,49 persen. Kemudian disusul PT Indo Tambangraya Tbk. (ITMG) sebesar 0,83 persen.
SMGR, INCO dan UNTR menjadi penghuni indeks lainnya yang juga menguat. Masing-masing naik 0,83 persen, 0,79 persen dan 0,64 persen sampai dengan pukul 09.01 WIB.
Sementara itu saham PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) memimpin penurunan dengan koreksi masing-masing 1,42 persen dan 0,99 persen.
Saham lain yang turun awal pedagangan mencakup AKRA, JSMR dan BBRI. ICBP yang dijadwalkan menggelar RUPS Tahunan hari ini juga dibuka melemah 0,45 persen ke Rp11.125 per saham. UNVR yang telah memutuskan dividen final Rp71 per saham di sisi lain bergerak stagnan di Rp4.250.
Baca Juga
IHSG terpantau fluktuatif sampai pukul 09.10 dan sempat mencapai level tertinggi 6.663,94 dan terendah di 6.645,23.
Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG konsolidasi dengan kecenderungan melemah dalam rentang 6.630–6.680. Hal ini didukung dengan terbentuknya death cross pada MACD seiring dengan Stochastic RSI yang terus bergerak turun dari overbought area.
Fokus pelaku pasar pada akhir pekan ini dan awal pekan depan diperkirakan masih kepada keputusan dan petunjuk kebijakan moneter dari bank-bank sentral di Barat. Semua bank-bank sentral tersebut terindikasi masih akan melanjutkan kebijakan moneter ketat untuk beberapa bulan ke depan.
Dari dalam negeri, BI kembali menahan suku bunga acuan di 5,75 persen. Hal ini dilakukan mengingat BI masih memiliki ruang yang cukup untuk menjaga suku bunga acuan mengingat nilai tukar Rupiah yang cenderung stabil di Rp15.000 per dolar AS dan inflasi yang melanjutkan tren penurunan mendekati asumsi pemerintah di 2–4 persen.