Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) betah di level Rp50 dalam beberapa bulan terakhir dan berpotensi masuk papan pantauan khusus. Manajemen berkomitmen memperbaiki kinerja fundamental untuk mengangkat nilai saham PBRX dari level gocap.
Direktur Pan Brothers Fitri Ratnasari Hartono mengatakan saat ini fokus PBRX adalah perbaikan kinerja keuangan dan operasional. Terkait dengan kinerja saham akan ikut membaik seiring dengan membaiknya kinerja fundamental.
“Memang kami mengetahui ada aturan baru terkait papan pemantauan khusus. Tetapi, kami akan lebih fokus pada performa kinerja,” katanya saat konferensi pers, Kamis (22/6/2023).
Dia meyakini perbaikan kinerja di masa mendatang akan berpengaruh positif pada kinerja saham yang pada dasarnya merupakan mekanisme pasar.
Saham PBRX berpotensi masuk papan pantauan khusus dengan kriteria 7 di mana saham memiliki likuiditas rendah dengan kriteria nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp5 juta dan volume transaksi rata-rata harian saham kurang dari 10.000 saham selama 6 bulan terakhir di pasar reguler dan/atau pasar reguler periodic call auction.
Terkait dengan target pertumbuhan penjualan, Fitri menyebutkan PBRX menargetkan pertumbuhan hingga 5 persen pada 2023, di mana sepanjang 2022 penjualan PBRX tumbuh 0,09 persen ke US$690,04 juta.
Baca Juga
Optimisme tersebut didasari oleh market outlook yang disebut Fitri saat ini beragam untuk tiap segmen.
“Ada yang stabil, naik atau bahkan turun, tergantung segmen,” lanjutnya.
Sementara itu, PBRX juga menyiapkan maintenance capex senilai US$5 juta yang akan direalisasikan untuk pabrik-pabrik yang sudah ada. Hingga kuartal I, Fitri mengaku capex yang dialokasikan baru sedikit.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2023, PBRX membukukan penurunan penjualan sebesar 13,5 persen menjadi US$110 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$127,21 juta.
Pendapatan tersebut ditopang oleh segmen ekspor dengan porsi terbanyak sebesar US$94,52 juta, menurun 16,28 persen dari tahun sebelumnya yang US$112,91 juta. Lalu penjualan lokal yang meningkat 6,4 persen menjadi US$110,11 juta dari kuartal I/2022 lalu yang sebesar US$127,37 juta.
Penjualan yang menurun pada kuartal I/2023 ini turut menyeret penurunan beban penjualan pokok sebesar 13,03 persen yaitu sebesar US$97,3 juta dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$111,96 juta.
Lalu sepanjang kuartal I/2023 ini, PBRX mengantongi laba bersih sebesar US$1,15 juta. Angka ini mengalami penurunan sebesar 68,17 persen dari kuartal I/2022 yang mencapai US$3,64 juta.
Pada perdagangan hari ini, Kamis (22/6/2023) saham PBRX stagnan di level Rp50 per saham. Sebanyak 698.200 saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp34,91 juta dalam 34 kali transaksi. PER tercatat sebesar 15,16 kali dan PBVR tercatat sebesar 0,21 kali. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp1,07 triliun.
Saham PBRX tak bergerak di level Rp50 sejak 12 April 2023 meski sebenarnya saham tidak di suspensi Bursa Efek Indonesia.