Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan batu bara PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) memperkirakan harga jual batu bara akan mencapai rata-rata US$55 per ton hingga akhir 2023.
Presiden Direktur Golden Energy Mines (GEMS) Bonifasius melihat harga batu bara pada semester II/2023 mulai menurun karena terjadi konsolidasi.
"Tapi saya yakin sampai akhir tahun masih rata-rata US$55 per ton lah," kata Bonifasius, di Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Dengan harga jual batu bara yang diperkirakan menurun, Bonifasius berharap pendapatan dan laba bersih GEMS bisa sama dengan tahun 2022. Menurutnya, pendapatan dan laba bersih GEMS salah satunya akan tergantung pada harga jual batu bara.
Bonifasius menuturkan, di tahun ini target produksi batu bara GEMS diharapkan akan lebih baik dibanding tahun lalu. Pada tahun 2022, GEMS mencatatkan produksi 39 juta ton dan tahun ini produksi diharapkan mencapai 42 juta ton.
"Kuartal I/2023 realisasi produksi kurang lebih 10 juta, kira-kira 25 persen. Masih on schedule," ucapnya.
Baca Juga
Sepanjang 2022, GEMS mencatatkan pendapatan dari kontrak senilai US$2,91 miliar atau setara Rp45,16 triliun (kurs Jisdor Rp15.468 per dolar AS). Pendapatan ini meningkat 84,11 persen dibanding 2021 yang sebesar US$1,58 miliar.
Pendapatan GEMS ini sebagian besar ditopang oleh ekspor dengan total US$2,1 miliar. GEMS tercatat melakukan ekspor batu bara ke negara-negara Asia seperti China sebesar US$1,2 miliar, India US$514 juta, dan Korea US$107 juta.
Lalu Filipina US$78,6 juta, Thailand US$55,3 juta, Pakistan US$6,8 juta, dan Vietnam US$6,5 juta. Sementara itu, penjualan GEMS di Indonesia mencapai US$782,7 juta sepanjang tahun lalu.
GEMS pun mencatatkan peningkatan laba bersih 95,51 persen menjadi US$680,3 juta atau setara Rp10,5 triliun. Laba bersih ini meningkat dibanding tahun lalu yang sebesar US$348 juta.
Sebagai gambaran, harga batu bara pada ICE Newcastle untuk kontrak Juni sebesar US$124,15 per ton sementara ICE Newcastel kontrak Desember US$145,10 per ton.