Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru saja mengubah formula pembentuk harga batu bara acuan atau HBA. Emiten batu bara PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) melihat perubahan formula pembentuk HBA ini akan berpengaruh positif bagi kinerja GEMS.
Sekretaris Perusahaan Golden Energy Mines Sudin Sudiman mengatakan perubahan formula HBA pasti memiliki manfaat dan akan berpengaruh positif bagi kinerja GEMS.
"HBA yang baru akan lebih mendekati market price, khususnya dalam perhitungan royalti," ujar Sudin kepada Bisnis, Kamis (9/3/2023).
Menurutnya, pelaksanaan perubahan formula pembentuk HBA yang lebih detail, masih akan dibahas dan disosialisasikan oleh team finance kami.
Sebelumnya, GEMS menargetkan untuk memproduksi sekitar 40,4 juta ton batu bara tahun ini. Sudin menuturkan GEMS telah mengantisipasi penurunan harga batu bara tahun ini.
"Ya, kami sudah antisipasi [penurnan harga batu bara], dalam arti kami serahkan ke mekanisne pasar," tuturnya.
Baca Juga
GEMS juga memproyeksikan harga batu bara pada 2023 masih akan stabil pada kuartal I/2023.
Namun, lanjutnya, setelah kuartal I/2023 perlu dicermati kembali perkembangan geopolitik Eropa, terutama Rusia dan Ukraina.
"Selain itu perlu dicermati juga kembalinya Australia dalam pasar dunia terutama ke China," ucapnya.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM menghapus formula awal HBA yang bertumpu pada rata-rata indeks domestik dan internasional seperti Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC) dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.
Pada awalnya empat indeks itu menggunakan asumsi rata-rata kualitas batu bara yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.
Sebagai gantinya, Kementerian ESDM menghitung HBA menggunakan rata-rata harga jual batu bara dengan kalori terkait dua bulan sebelumnya.