Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Total Aset Kuartal I/2023 Menurun, Garuda Indonesia (GIAA) Beri Penjelasan

Emiten penerbangan BUMN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) memberikan penjelasan mengenai adanya penurunan aset per kuartal I/2023.
Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia (GIAA) di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Bloomberg/ Dimas Ardian
Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia (GIAA) di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Bloomberg/ Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai BUMN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menjelaskan penyebab adanya penurunan aset per kuartal I/2023. Laporan keuangan menunjukkan aset Garuda Indonesia menurun dari US$6,23 miliar per 31 Desember 2022 menjadi US$6,18 miliar per 31 Maret 2023.

Direktur Garuda Indonesia Prasetio mengatakan penurunan nilai aset tersebut disebabkan oleh penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73. Adapun terdapat dua faktor utama dari PSAK 73 yang menyebabkan penurunan aset.

Salah satunya adalah depresiasi terhadap right of use of asset atau aset hak guna yang menyebabkan adanya pengurangan total nilai aset dalam pembukuan. Kedua adalah grafik keuangan.

“Ya itu yang berdampak pada profitabilitas yang kita. Tentunya harus segera melakukan restrukturisasi atas profitabilitas juga,” ujar Prasetio di Gedung Kementerian BUMN, Kamis (22//6/2023).

Dalam laporan keuangan per 31 Maret 2023, Garuda Indonesia melaporkan adanya pengakuan beban depresiasi atas aset hak guna sebesar US$50,77 juta. Dalam aset hak guna yang telah mengalami akumulasi depresiasi, tercatat seluruh aset hak guna Garuda Indonesia dibukukan sebagai beban dalam total sebelum penyesuaian revaluasi.

Beberapa aset tersebut adalah rangka pesawat sebesar US$1,21 miliar, mesin sebesar US$12,53 juta, serta perlengkapan dan peralatan sebesar US$1,78 juta.

Selanjutnya terdapat aset hak guna berupa perangkat keras yang dicatat sebagai beban sebesar US$2,7 juta, kendaraan sebesar US$1,6 juta, tanah sebesar US$11,19 juta, hingga bangunan dan prasarana sebesar US$24,89 juta.

Adapun dia menilai adanya restrukturisasi dalam tubuh Garuda Indonesia nantinya akan meningkatkan nilai aset yang dimiliki maskapai plat merah tersebut.

“Ya itu yang berdampak pada profitabilitas yang kita tentunya harus segera melakukan restrukturisasi atas profitabilitas juga,” tuturnya.

Di sisi lain, dia juga menyebut Garuda Indonesia mendapatkan relaksasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai papan pemantauan khusus hingga 2026.

BEI sebelumnya sudah mengeluarkan surat keputusan direksi perihal peraturan tentang penempatan pencatatan efek bersifat ekuitas pada papan pemantauan khusus.

Peraturan V butir 1 berbunyi bursa melakukan Suspensi Efek kepada Perusahaan Tercatat yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam ketentuan III.1.2., III.1.3., III.1.4., III.1.5., III.1.6., III.1.8., dan/atau III.1.9 Peraturan ini jika Perusahaan Tercatat tersebut telah berada dalam Papan Pemantauan Khusus selama lebih dari 1 (satu) tahun berturut-turut.

Akan tetapi dalam ketentuan terkait pengenaan suspensi efek terdapat pengecualian bagi perusahaan Perusahaan Tercatat yang hanya memenuhi kriteria memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir. Keputusan ini pun berlaku hingga 8 Juni 2026.

Garuda Indonesia pun masuk dalam kriteria 5 dan 8 serta notasi khusus B, E, dan X. Secara rinci, efek pantauan khusus kriteria 5 adalah emiten yang memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir, sementara kriteria 8 adalah emiten dalam kondisi dimohonkan PKPU atau dimohonkan pailit.

Namun, Prasetio mengatakan sedang menyelesaikan permohonan pembatalan damai yang diajukan oleh Greylag Goose Leasing 1410 dan Greylag Goose Leasing 1446 (Greylag Entities) di Jakarta.

“Notasinya kan special attention untuk bankruptcy ya. Kita sedang selesaikan Greylag kan kemarin menang di Australia. Lalu di Mahkamah Agung kita monitor ya supaya hasilnya positif,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper