Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai BUMN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) tengah menyiapkan siasat untuk mengerek kinerja saham perseroan melalaui serangkaian aksi korporasi.
Direktur Garuda Indonesia Prasetio mengatakan pihaknya ingin memberikan dukungan sebagai bentuk peran maskapai plat merah tersebut dalam hal perdagangan saham di pasar modal bisa lebih baik.
“Tentunya kita sedang mengkaji sejumlah aksi korporasi untuk yang sudah di semester kedua ini [atau] paling tidak kira-kira tahun 2024,” ujar Prasetio dalam acara Ngobrol Pagi Seputar BUMN (Ngopi BUMN), Kamis (22/6/2023).
Meski demikian, dia menegaskan saat ini fokus utama dari Garuda Indonesia adalah untuk memperbaiki ekuitas yang masih negatif. Beberapa hal yang disebut dapat dilakukan adalah dari restrukturisasi utang hingga pencatatan secara akuntansi.
Sementara itu, dia menyebut ada juga kemungkinan untuk melakukan aksi korporasi berupa rights issue kedua. Namun, saat ini pihak Garuda Indonesia belum mendapatkan arahan untuk aksi korporasi tersebut.
“Saat ini kita belum dapat guidance. Mungkin kita undang private investor itu kan macem-macem. [Nanti] pada saatnya kita akan publikasikan,” tuturnya.
Baca Juga
Selain itu, dia menyebut Garuda Indonesia akan rutin melakukan update mengenai kinerja operasional setiap tiga bulan. Hal ini demi memberikan gambaran berapa banyak pesawat Garuda Indonesia yang bertambah dan juga rute baru apa saja yang dibuka.
Adapun kegiatan yang akan dilakukan secara rutin tersebut sesuai dengan arahan dari jajaran Komisaris Garuda Indonesia dan juga pihak Kementerian BUMN.
“Jadi ada semacam ekspektasi bahwa kita growing,” katanya.
Pada sesi I perdagangan hari ini, saham Garuda Indonesia terpantau stagnan pada level Rp64. Sepanjang sesi saham bergerak pada rentang Rp64-Rp65.
Sebanyak 8,22 juta saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp527,25 juta. Kapitalisasi pasar Garuda Indonesia tercatat mencapai Rp5,88 triliun.
Price earning ratio (PER) Garuda Indonesia berada di posisi minus 0,88 kali, sedangkan price to book value (PBV) berada di posisi minus 0,24 kali.