Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah pada pembukaan perdagangan Rabu (21/6/2023) ke 6.645,75 setelah kemarin ditutup di zona merah 6.660,45.
IHSG melemah 0,22 persen sesaat setelah pembukaan dan sempat menyentuh level terendah 6.643,14 dan tertinggi di 6.660,90. Sampai pukul 09.01 WIB, sebanyak 109 emiten mengawali perdagangan di zona hijau, 77 emiten melemah, dan 271 lainnya masih berada di harga yang sama dengan penutupan sesi perdagangan sebelumnya.
Indeks-indeks sektoral dibuka variatif. Namun sektor transportasi dan teknologi tercatat turun paling dalam, masing-masing dengan koreksi sebesar 1,19 persen dan 0,90 persen.
Sektor infrastruktur juga terpantau melemah dengan penurunan sebesar 0,96 persen. Sementara itu, kenaikan terlihat pada sektor konsumer cyclical sebesar 0,25 persen dan properti sebesar 0,14 persen.
Dari jajaran saham-saham berkapitalisasi besar, mayoritas sejalan dengan IHSG. Beberapa yang naik adalah UNVR dan dan BBCA, masing-masing sebesar 0,93 persen dan 0,28 persen. Adapun Unilever Indonesia akan menggelar RUPST pada Kamis 22 Juni 2023. Salah satu agenda dalam RUPST ini adalah penggunaan laba bersih 2022, yang berpotensi disisihkan untuk dividen tahun buku 2022.
Selanjutnya BYAN menjadi yang paling turun dengan koreksi harga sebesar 0,66 persen ke level Rp15.025 per saham. TLKM dan BMRI juga melemah dengan penurunan sebesar 0,50 persen dan 0,49 persen.
Baca Juga
BNI Sekuritas dalam riset harian menyebutkan IHSG saat ini berada dalam tren bearish selama berada di 6.815. Indikator MACD tercatat bearish, Stochastic bullish, candle hammer. Selain itu, tercatat net foreign sell sebesar Rp1,96 triliun dalam sepekan dan net foreign buy Rp17,77 triliun sepanjang 2023.
“Level resistance berada 6.686/6.727 dengan support 6.600/6.566,” ujar Maxi Liesyaputra, Retail Research Analyst BNI Sekuritas
Pada Selasa (20/6/2023) kemarin bursa di kawasan regional Asia Pasifik mencatat pergerakan yang beragam. Di antara yang mencatat penurunan cukup signifikan adalah Hang Seng. Sementara di sisi lain bursa Australia dan Shenzen Index menguat.
Pergerakan variatif ini terjadi ketika China menurunkan suku bunga pinjaman 1 tahun dan 5 tahun masing-masing sebesar 10 basis poin menjadi 3,55 persen dan 4,20 persen. Hong Kong melaporkan inflasi untuk Mei 2023 sebesar 2 persen YoY. Industrial production Jepang pada April 2023 turun sebesar 0,7 persen YoY.