Bisnis.com, JAKARTA – Emiten infrastruktur telekomunikasi PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA) atau Moratelindo absen membagi dividen tahun buku 2022 meskipun laba bersih tercatat sebesar Rp672,89 miliar.
Wakil Direktur Utama Moratelindo Genta Andhika Putra mengatakan keputusan tidak membagikan dividen disebabkan karena laba bersih akan digunakan untuk ekspansi pengembangan jaringan telekomunikasi.
“Pembagian dividen tahun ini tidak ada karena kita menggunakan laba bersih untuk ekspasi,” katanya saat paparan publik, Kamis (15/6/2023).
Moratelindo berencana melakukan beberapa investasi sebagai fokus kerja sepanjang 2023. Ekspansi tersebut termasuk peningkatan kapasitas jaringan, peningkatan fiber optic backbone dan acess serta eksisting data center.
Guna mendanai investasi tersebut, Moratelindo menyiapkan belanja modal sebesar Rp1,1 triliun. Capex ini berasal dan beberapa alternatif sumber dana seperti penerbitan sukuk ijarah, pinjaman bank serta sisa dana IPO tahun lalu.
Secara rinci, sukuk ijarah jika terserap seluruhnya akan meraup dana Rp700 miliar. Dari sukuk ijarah tersebut, 57 persen atau sekitar Rp399 miliar digunakan untuk capex, 36 persen atau Rp252 akan digunakan untuk refinancing sukuk jatuh tempo serta sisanya 7 persen akan digunakan untuk modal kerja.
Baca Juga
Kemudian sumber dana capex juga berasal dari sebagian pinjaman bank yang nilainya mencapai Rp650 miliar di mana sisanya akan digunakan untuk refinancing sukuk. Kemudian capex juga akan berasal dari sisa dana IPO yang tercatat sekitar Rp400 miliar.
“Jadi capex mungkin keserap tahun ini kurang lebih Rp1,1 triliun dengan kombinasi alternatif sumber dana tersebut,” kata Genta kepada Bisnis.
Terkait dengan penggunaan dana IPO, Direktur Utama MORA Jimmy Kadir mengatakan hingga Desember 2022, dana IPO telah digunakan sebesar 60 persen atau Rp600 miliar yang dialokasikan untuk investasi serta modal kerja. “Sisanya habis kuartal III ini,” jelasnya.
Sebagai diketahui, MORA melantai di Bursa Efek Indonesia pada Agustus 2022 dengan raihan dana IPO sebesar Rp1 triliun. Jika melihat prospektus saat IPO, rencana penggunaan dana sebesar 85 persen memang untuk kebutuhan investasi, sedangkan sisanya 15 untuk modal kerja.
Sementara itu, sepanjang 2022 MORA telah melakukan pengembangan jaringan Fiber to The Home (FTTH) dan Fiber to the X atau (FTTX) di tiga kota baru yaitu Palembang, Serang, dan Cirebon. Selain itu MORA juga melakukan peningkatan FTTH di kota eksisting dengan peningkatan homepass sebesar 33 persen.