Bisnis.com, JAKARTA - Pemegang saham emiten tambang BUMN, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menyetujui untuk membagikan dividen senilai Rp1,91 triliun untuk tahun buku 2022 dengan yield 3,93 persen.
Dalam RUPST yang dilaksanakan pada Kamis (15/6/2023), para pemegang saham ANTM menyetujui penetapan penggunaan laba bersih Tahun Buku 2022 yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Perseroan, yaitu dividen sebesar 50 persen atau Rp1,91 triliun dan sisanya sebesar 50 persen atau Rp1,91 triliun dicatat sebagai saldo laba Perseroan.
"Dividen payout ratio Antam itu 50 persen atau Rp1,9 triliun, apabila dibagi dengan jumlah lembar saham, maka dividen per lembar saham Rp79,50 per lembar saham," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Elisabeth Siahaan usai RUPST, Kamis (15/6/2023).
Adapun, jadwal pembayaran akan diumumkan setelah penyempaian ringkasan risalah RUPST kepada OJK. "Kemudian biasanya ketentuannya pembayaran dividen adalah 30 hari setelah penyampaian risalah RUPS sesuai ketentuan OJK," imbuhnya.
Elisabeth menambahkan, mengenai laba ditahan 50 persen secara umum ditujukan untuk kekuatan permodalan Perseroan dan untuk mendanai proyek-proyek yang sedang berjalan.
"Kita tahu bahwa untuk proyek-proyek ke depan seandainya diperlukan raising fund kita punya cukup kekuatan modal untuk raising fund menjaga ekuitasnya," ungkapnya.
Baca Juga
Pada 2022, Antam mengantongi laba bersih sebesar Rp3,82 triliun. Capaian itu melesat 105,23 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp1,86 triliun.
Kenaikan laba bersih itu tidak lepas dari pertumbuhan penjualan pada seluruh komoditas yang dikelola Antam. Secara kumulatif, penjualan ANTM naik 19,46 persen year on year (YoY) menjadi Rp45,93 triliun pada 2022, dari sebelumnya Rp38,44 triliun.
Adapun pembagian dividen jumbo oleh Antam tahun ini masih cukup rendah dari sisi yield-nya. Sebab, dividen yield yang diberikan Antam pada kisaran 3,93 persen. Sebagai informasi, dividen yield adalah tingkat keuntungan yang didapat oleh investor ketika membeli sebuah saham tertentu. Dividen yield didapat dari dividen per saham dibagi dengan harga saham di pasar.
Di sisi lain,
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) tahun buku 2022 BNI yang digelar hari ini (15/3/2023) telah menyetujui pembagian dividen sebesar Rp7,3 triliun atau 40 persen dari total laba bersih tahun buku 2022. Rasio dividen BNI itu bergerak naik dibandingkan tahun lalu yang mencapai 25 persen dari laba bersih perseroan atau sebesar Rp2,72 triliun.
BNI juga mengumumkan pembagian dividen per saham Rp392,72 dari total laba bersih tahun buku 2022. Nilai dividen per saham itu meningkat dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp146.
"Kami membagikan dividen dengan rasio dan nilai yang lebih besar pada tahun ini. Dengan nilai dividen per saham mencapai Rp392,72 rupiah, di kisaran harga saham BNI saat ini sekitar Rp9.000 maka dividend yield bisa di atas 4 persen," ujar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam konferensi pers RUPST BNI pada Rabu (15/3/2023).
Dividen yield sendiri merupakan tingkat pengembalian dalam bentuk dividen tunai kepada pemegang saham.
Royke mengatakan peningkatan rasio dividen dan nilai dividen di BNI itu terjadi karena kinerja perseroan yang terus membaik. BNI telah membukukan laba bersih sebesar Rp18,31 triliun atau tumbuh 68 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Perolehan laba bersih ini tertinggi sepanjang sejarah BNI.