Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis papan pemantauan khusus hari ini, Senin (12/6/2023). Dua emiten di papan pemantauan khusus, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dan PT Terregra Asia Energy Tbk. (TGRA) menyampaikan akan memperbaiki kinerja untuk keluar dari papan ini.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan pihaknya akan fokus pada kinerja operasional seiring masuknya GIAA ke papan pemantauan khusus. Meski demikian, GIAA sementara ini belum mempertimbangkan rencana aksi korporasi untuk perbaikan harga saham.
"Kami akan fokus di kinerja operasional. Sementara untuk corporate action belum," kata Irfan, Senin (12/6/2023).
Sementara itu, Direktur Terregra Asia Energy Daniel Tagu Dedo menyampaikan TGRA akan tetap fokus untuk memperkuat fundamental perusahaan. Fundamental perusahaan ini menurutnya termasuk dengan pembiayaan kontruksi proyek dan persiapan melakukan aksi korporasi untuk memperbaiki harga saham.
"Terdapat beberapa opsi corporate action yang sedang kami siapkan, tetapi belum dapat kami publish saat ini," ucap Daniel kepada Bisnis.
Sebagaimana diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya merilis daftar terbaru perusahaan-perusahaan yang mengalami perpindahan papan, seiring dengan dirilisnya daftar efek dalam pemantauan terbaru pada 5 Juni 2023.
Baca Juga
Total terdapat 171 emiten yang berada dalam papan pemantauan khusus, sebagian merupakan emiten-emiten yang berpindah dari papan utama.
Sebagai catatan, saham emiten akan dimasukkan ke dalam papan pemantauan khusus apabila mengalami situasi yang mengacu pada salah satu dari 11 kriteria yang ditetapkan BEI.
“Penempatan pencatatan pada papan pemantauan khusus ini berlaku sejak 12 Juni 2023,” tulis BEI dalam pengumumannya.
BEI menyampaikan terdapat 25 emiten yang berpindah dari papan utama ke papan pemantauan khusus. Di antaranya adalah produsen sepatu Bata PT Sepatu Bata Tbk. (BATA) dengan kriteria 7.
Kriteria ini berarti saham memiliki likuiditas rendah dengan nilai transaksi rata-rata harian kurang dari Rp5 juta dan volume transaksi harian kurang dari 10.0000 saham dalam 6 bulan terakhir di pasar reguler atau pasar reguler periodic call auction.
Emiten Grup Sinarmas yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. (LIFE) juga menjadi saham-saham yang berpindah dari papan utama dengan kriteria pemantauan serupa.
Adapun emiten yang berasal dari papan pengembangan menjadi penghuni terbanyak papan pemantauan khusus ini. Mayoritas emiten-emiten tersebut memiliki kriteria 1, yang berarti harga saham bertengger di bawah Rp51 dalam 6 bulan terakhir.